Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aritmia, gangguan yang terjadi pada irama jantung bisa menyerang siapa saja, termasuk yang terlihat sehat. Hal tersebut disampaikan spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Vito Anggarino Damay.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Aritmia bukan hanya soal pola hidup tidak sehat. Orang yang terkesan sehat pun bisa punya aritmia," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebenarnya, aritmia normal terjadi pada kondisi jantung yang sehat. Namun, bila terjadi terus menerus atau berulang, aritmia bisa menandakan adanya masalah pada jantung.
Vito menyebut aritmia bisa dikatakan bahwa jantung sedang korslet. Hal tersebut bisa disebabkan karena faktor genetik atau penyakit jantung lain, seperti serangan jantung atau jantung yang membesar.
"Jadi, misalnya ada penebalan dinding jantung akibat tekanan darah tinggi atau jantung membengkak akibat kehamilan. Namanya hypertensive heart disease atau peripartum cardiomyopathy," tuturnya.
Gejala aritmia bisa dikenali mulai dari jantung berdebar, pusing, pingsan, bahkan sampai meninggal mendadak. Gejala bisa terjadi pada malam hari, di mana tiba-tiba jantung berdebar, berdetak tidak beraturan.
Vito menerangkan aritmia ada skalanya, mulai dari aritmia ringan yang bisa diabaikan, aritmia karena gangguan nutrisi namun bisa diobati, aritmia yang bisa dikontrol dengan obat, dan aritmia berat yang tidak bisa diobati atau disembuhkan.
Untuk aritmia ringan atau berat bisa ketahui dari pemeriksaan Elektrokardiografi (EKG). Artimia karena gangguan nutrisi terjadi apabila garam dalam tubuh seperti kalium kurang atau berlebih.
Sementara aritmia yang tidak bisa diobati misalnya atrial fibrilasi, yang menyebabkan denyut jantung tidak beraturan dan cepat. Aritmia jenis ini bisa menyebabkan stroke.
"Obat biasanya tidak bisa membuat dia kembali normal, hanya terkontrol saja detaknya agar tidak terlalu cepat tapi tetap saja tidak beraturan," sebut Vito.
Oleh karena itu, untuk mengantisipasi ada masalah seperti aritmia, Vito menyarankan masyarakat mengecek jantung sejak dini, atau sejak usia 20 tahun menurut American Heart Association.
"Apalagi yang mau olahraga rutin atau maraton atau bahkan atlet," tuturnya.