Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah insiden jedela jebol di udara pada pesawat Alaska Airlines Januari lalu, penumpang mungkin akan lebih memperhatikan detail jendela. Jangan panik jika menemukan satu lubang kecil di bagian bawahnya. Lubang itu tidak berbahaya dan bukan cacat produksi, tetapi sengaja dibuat untuk sebuah fungsi penting dalam penerbangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Henny Lim, pramugari maskapai penerbangan Cebu Pacific yang berbasis di Filipina, menjelaskan alasan tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari lubang tersebut. Dia mengatakan bahwa lubang tersebut juga disebut "bleed holes" yang penting untuk keselamatan pesawat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Lubang kecil tersebut membantu menyeimbangkan perbedaan tekanan antara kabin dan udara luar," kata Henny dalam video baru-baru ini, seperti dikutip Mirror.co.uk.
Jendela pesawat terbuat dari tiga lapisan kaca dan akrilik untuk menjaga penumpang tetap terisolasi dan aman. Lubang-lubang tersebut dibuat untuk menciptakan aliran udara yang teratur yang juga mengurangi tekanan pada jendela akibat tekanan udara.
Jendela pesawat dengan lubang kecil (Ist)
Seorang ahli dari Federal Aviation Administration sebelumnya mengatakan kepada Tech Insider bahwa saat pesawat semakin tinggi, tekanan udara di luar turun dibandingkan dengan tekanan udara yang diatur di dalam kabin. Ketika perbedaan antara keduanya meningkat, tekanan fisik yang ditekan pada jendela, yang terdiri dari tiga panel kaca, juga meningkat.
Ada celah udara kecil di antara panel tengah dan luar, dan lubang tersebut sebenarnya berada di panel tengah. Panel luar menerima tekanan, sedangkan panel tengah bertindak sebagai pengaman jika panel luar gagal.
Lubang itu juga memiliki fungsi lain, yaitu untuk memastikan kaca tetap bersih dari kelembapan dan kondensasi. “Lubang tersebut melepaskan kelembapan dan menghentikan embun beku atau kondensasi yang menghalangi pandangan Anda,” ujar Henny. Dalam keadaan darurat, lubang tersebut mungkin dapat membiarkan cahaya masuk sehingga penumpang dapat melihat sekelilingnya.
Pertanyaan lain yang sering muncul terkait jendela pesawat adalah bentuknya yang oval, bukan kotak. Sebenarnya, dulunya jendela berbentuk persegi, namun dua pesawat dengan jendela persegi jatuh di udara pada tahun 1953, menewaskan total 56 orang. Keempat sudut jendela persegi bertindak sebagai titik lemah, membuatnya lebih mudah retak akibat tekanan tekanan udara. Dengan melengkungkan jendela, tekanan didistribusikan dan kemungkinan pecahnya jendela berkurang.
MIRROR.CO.UK | INSIDER