Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Bakal Tiada Lagi Pemandangan Angkat Celana dan Copot Sepatu ke Nusa Penida Bali

Gubernur Bali I Wayan Koster mengatakan ibu-ibu pembawa sesaji yang akan sembahyang ke Pura Dalem Ped harus digendong dari kapal cepat ke tepi pantai.

12 Desember 2020 | 15.33 WIB

Warga menarikan Tari Rejang Renteng massal untuk mengiringi ritual Pekelem yang merupakan rangkaian dari Pembukaan Nusa Penida Festival 2019 di Pantai Banjar Nyuh, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Ahad, 6 Oktober 2019. ANTARA/Fikri Yusuf
Perbesar
Warga menarikan Tari Rejang Renteng massal untuk mengiringi ritual Pekelem yang merupakan rangkaian dari Pembukaan Nusa Penida Festival 2019 di Pantai Banjar Nyuh, Nusa Penida, Klungkung, Bali, Ahad, 6 Oktober 2019. ANTARA/Fikri Yusuf

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah berencana membangun tiga pelabuhan di Bali, yakni Pelabuhan Sanur di Kota Denpasar, Pelabuhan Sampalan di Nusa Penida, dan Bias Munjul di Nusa Ceningan. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi berharap pembangunan tiga pelabuhan ini dapat memperlancar transportasi laut antara Bali daratan dengan kepulauan Nusa Penida.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Pelabuhan ini juga mampu memajukan Kecamatan Nusa Penida, Klungkung," kata Budi Karya Sumadi saat meletakkan batu pertama pembangunan Pelabuhan Sanur pada Sabtu, 12 Desember 2020. Pembangunan tiga pelabuhan tersebut, menurut dia, sepenuhnya menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara atau APBN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dengan adanya pelabuhan, nantinya masyarakat dan wisatawan yang hendak mencapai pulau Nusa Penida tak perlu turun ke pantai seperti sekarang. Selama ini, masyarakat yang akan tiba di Nusa Penida terpaksa turun dari kapal cepat di pantai.

Penumpang kapal terpaksa menceburkan diri ke pantai dan menerobos ombak lantaran belum ada fasilitas pelabuhan dan tidak ada kapal perantara yang menjemput mereka dari kapal cepat hingga ke bibir pantai. "Pembangunan tiga pelabuhan ini akan memberikan kenyamanan bagi masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ke Nusa Penida," ucap Budi Karya Sumadi.

Pemandangan atol dari Bukit Molenteng di Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, 7 Oktober 2016. TEMPO/Bram Setiawan

Gubernur Bali Wayan Koster mengatakan keberadaan pelabuhan ini sangat penting bagi kemajuan wisata dan aktivitas masyarakat Nusa Penida. Wayan Koster melanjutkan, ketika pelabuhan sudah beroperasi nanti, tiada lagi penduduk dan wisatawan yang menerjang gelombang laut hingga ke pantai Nusa Penida.

"Jika ombak sedang tinggi, penumpang termasuk ibu-ibu pembawa sesaji yang akan sembahyang ke Pura Dalem Ped harus digendong dari kapal cepat hingga sampai ke pantai," katanya. "Kondisi ini menjadi pemandangan sejak dulu."

Wayan Koster menjelaskan tiga alasan pentingnya pembangunan pelabuhan tersebut. Pertama, memudahkan akses untuk upacara adat di Pura Dalem Peed. Kedua, merupakan pusat lalu lintas warga Denpasar dan warga Nusa Penida. Ketiga, meninigkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Nusa Penida.

"Kalau yang naik kapal ke Nusa Penida mencapai 5.000 orang sehari, bayangkan mereka semua harus menaikkan celana dan melepas sepatu sambil menerjang ombak," ucap Wayan Koster. Mengenai anggaran pembangunan pelabuhan, dia merinci Rp 380 miliar untuk Pelabuhan Sanur, Pelabuhan Sampalan Nusa Penida sebesar Rp 82 miliar, dan Pelabuhan Bias Munjul Rp 97 miliar.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus