Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - International Air Transport Association (IATA) atau Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional menyampaikan panduan pengelolaan kelaikan pesawat untuk beroperasi selama pandemi Covid-19. Panduan ini terbit pada 2 Oktober 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
IATA menyatakan panduan tersebut bertujuan sebagai pedoman bagi maskapai penerbangan guna memastikan kelayakan armada pesawat mereka dan mengelola risiko keselamatan. "Maskapai menghadapi tantangan operasional karena pembatasan perjalanan dan krisis global akibat pandemi Covid-19," demikian tertulis dalam panduan tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tak dipungkiri, perusahaan penerbangan terpaksa mengandangkan sejumlah armada pesawatnya karena tidak dapat melayani perjalanan di masa pandemi Covid-19. Keputusan memarkir pesawat itu tentu memiliki konsekuensi pada kondisi pesawat terkait pemeliharaan rutin, dan akhirnya mempengaruhi keselamatan penumpang beserta kru.
Kepada maskapai yang megandangkan armada pesawatnya, IATA menyarankan agar maskapai tersebut berkomunikasi dengan pabrikan pesawat untuk mengetahui bagaimana cara perawatannya. "Sebab setiap Original Equipment Manufacturer (OEM) atau produsen pesawat punya prosedur atau tata cara penyimpanan dan perawatan khusus untuk setiap pesawat yang mereka buat," tulis panduan tersebut.
Terlepas dari teknis pemeliharaan pada setiap pesawat -entah itu buatan Airbus, Boeing, ATR, dan lainnya, IATA membuat empat kategori untuk armada pesawat yang dikandangkan. Berikut ulasannya:
- Normal parking
Pesawat berada di darat dan dalam waktu yang cukup singkat. Biasanya pesawat yang normal parking ini tengah menunggu jadwal penerbangan berikutnya atau sedang menjalani pengecekan sederhana. Pengecekan biasanya hanya berupa pemeriksaan tekenan udara pada ban dan hal-hal kecil lainnya.
Durasi normal parking ini bisanya hanya beberapa jam, semalam, atau beberapa hari. Pesawat dalam kondisi siap terbang dan tinggal memuat barang-barang yang perlu diangkut. Tidak ada tindakan pemeliharaan khusus pada pesawat dalam status normal parking.
Ilustrasi pesawat parkir di bandara. REUTERS - Active Parking
Active parking ini merupakan kondisi pesawat terparkir dalam jangka pendek. Mirip seperti normal parking, hanya saja durasinya lebih lama hingga sekitar satu minggu. Pesawat terbang dalam status active parking ini bisa digunakan untuk mengudara dengan pengecekan sederhana.
Petugas teknis perlu mengecek berbagai fungsi di dalamnya yang dapat diselesaikan dalam waktu cepat. Beberapa unsur yang perlu diperiksa adalah mesin dan unit yang menunjang akselerasi kerja setiap bagian pesawat. - Prolonged parking
Prolonged parking ini adalah pesawat yang terparkir dalam jangka panjang. Umumnya durasi pengandangannya sekitar 2-3 bulan. Kendati tersimpan di hanggar, pesawat yang terparkir ini harus mendapatkan pengecekan dan perawatan rutin setiap pekan.
Teknisi harus memastikan setiap bagian pesawat berfungsi dengan baik, memberikan pelumas pada unit yang diperlukan, dan mengecek sirkuit yang membutuhkan perawatan rutin.
Pada kondisi parkir jangka panjang, mungkin juga ada beberapa bagian pesawat yang perlu dilepas, misalkan baterai atau komponen Line-replaceable unit, untuk memastikan kondisinya tetap baik. - Storage
Dalam mode penyimpanan ini, pesawat tidak beroperasi dalam waktu cukup lama, yakni lebih dari tiga bulan. Dalam kondisi ini, maka perusahaan penerbangan perlu melakukan pengecekan menyeluruh sebelum pesawat itu digunakan.
Tentu saja pesawat yang terparkir dalam waktu tiga sampai enam bulan tak dapat langsung dioperasikan. Teknisi perlu memeriksa kembali semua fungsi, misalkan mesin, tangki bahan bakar, ruang kontrol, sirkuit yang saling berhubungan, dan pengecekan detail terkait konfigurasi fungsi lainnya.