Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Taman Nasional Bantimurung mulai ditetapkan menjadi wilayah konservasi alam pada tahun 2004 lalu. Taman dengan luas sekitar 43.770 Hektar ini terletak di Kecamatan Bantimurung, Maros, Sulawesi Selatan. Di sini terdapat wisata alam berupa lembah bukit kapur yang curam dengan vegetasi tropis, air terjun, dan gua yang merupakan habitat beragam spesies fauna, termasuk kupu-kupu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alfred Russel Wallace menjuluki Bantimurung sebagai The Kingdom of Butterfly, Kerajaan Kupu-kupu. Julukan ini diberikannya saat ia meneliti lokasi ini antara tahun 1856-1857. Menurut hasil penelitian Wallace, selama setahun di lokasi tersebut terdapat sedikitnya 250 spesies kupu-kupu. Di lokasi ini pun sedikitnya ada 20 jenis kupu-kupu yang dilindungi. Bahkan, beberapa spesies unik bahkan endemik terdapat di kawasan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lokasi destinasi wisata ini juga memiliki dua buah gua yang bisa dimanfaatkan sebagai wisata minat khusus. Kedua gua itu adalah Gua Batu dan Gua Mimpi. Selain di kawasan Bantimurung, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung juga memiliki berbagai macam lokasi ekowisata yang menarik. Di sana terdapat lebih dari 80 Gua alam dan Gua prasejarah yang tersebar di kawasan karst TN Bantimurung-Bulusaraung.
Dirangkum dari berbagai sumber, Taman Nasional Bantimurung dapat dijangkau dengan kendaraan pribadi, baik motor maupun mobil. Selain itu, bisa juga naik angkutan umum. Akses menuju kawasan ini pun cukup mudah, jalanannya berupa aspal yang mulus. Dari Makassar, tempat ini dapat ditempuh dalam waktu sekitar 1 hingga 2 jam.
Untuk ke Taman Nasional Bantimurung, transportasi umum yang bisa diandalkan adalah pete-pete. Dari Kota Makassar cari pete-pete dengan tujuan Terminal Daya. Kemudian dilanjutkan dari Terminal Daya naik pete-pete tujuan Pangkajene dan turun di Maros. Setelah turun di depan Pasar Maros, cari lagi pete-pete tujuan Bantimurung.
WINDA OKTAVIA