Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Nunukan - Wisatawan yang datang ke Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara mesti mampir ke bukit Yuvai Semaring. Mendaki bukit ini sampai ke puncak, maka terlihat melihat seluruh wilayah Krayan dari ketinggian.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bukit Yuvai Semaring terletak di Long Bawan, tak jauh dari bandara Yuvai Semaring. Jaraknya sekitar 10 menit dengan perjalanan menggunakan mobil. Bupati Nunukan Asmin Laura mengatakan bukit tersebut merupakan salah satu objek wisata yang bisa dikunjungi di Krayan. "Krayan kaya akan wisata alam," kata Asmin Laura pada Rabu, 3 April 2019.
Di titik awal bukit, ada penunjuk yang memperlihatkan bahwa ketinggian bukit ini adalah 1.130 meter di atas permukaan laut (mdpl). Panjang perjalanannya sekitar 1 kilometer. Untuk sampai ke puncak bukit, persiapkan stamina Anda. Di awal pendakian memang ada anak tangga yang dibuat oleh penduduk desa. Tapi panjangnya hanya sekitar 300 meter. Sisanya jalan setapak dengan kiri kanan berupa semak-semak.
Wisatawan yang ingin naik ke Bukit Yuvai Semaring sebaiknya memakai sepatu kets agar kaki lebih aman dan nyaman. Jalan setapak yang dilalui tak hanya datar, namun juga tanjakan yang cukup curam. Jika berjalan normal dengan berhenti tiga kali, waktu tempuhnya sekitar 30 sampai 45 menit. Kalau berhentinya lebih banyak, tentu waktu tempuh bisa lebih lama.
Jalan setapak saat mendaki Bukit Yuvai Semaring di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. TEMPO | Ninis Chairunnisa
Selain alas kaki yang nyaman, perhatikan juga air minum sebagai bekal saat mendaki. Bawa juga cokelat untuk menambah tenaga. Sampai di puncak, kelelahan naik bukit akan terbayar dengan pemandangan alam yang indah. Seluruh Krayan bisa tampak dari ketinggian.
Jika naik saat matahari akan terbit, Krayan akan tampak ditutupi kabut. Perlahan-lahan kabut menghilang dan memperlihatkan keindahannya dengan deretan gunung dan bukit hijau. Bukit yang menjadi 'benteng' pemisah wilayah Indonesia dengan Malaysia ini juga memperlihatkan panorama yang indah saat matahari terbenam.
Nama Bukit Yuvai Semaring diambil dari sosok pahlawan yang dipercaya keberadaannya oleh suku Dayak sebagai mata-mata. Dari legenda turun-temurun, Yuvai Semaring tinggal di bukit itu dan akan mengabarkan masyarakat Krayan jika ada musuh yang akan menyerang. Di bukit itu, ada sebuah gua yang diyakini sebagai tempat tinggal Yuvai Semaring.