Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Cerita Tradisi Musaharati di Israel, Keliling Bangunkan Sahur Sambil Menabuh Drum

Tradisi musaharati berawal dari Kekhalifahan Fatimiyah sembilan abad lalu, saat belum ada alarm atau pengeras suara untuk bangunkan sahur.

1 April 2023 | 23.13 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Michel Ayoub, seorang Nasrani menabuh drumnya saat membangunkan warga Muslim untuk sahur di Arce, Israel, 20 Juni 2016. Dengan ditemani drumnya, Michel telah melakukan kegiatan ini selama bertahun-tahun demi menjaga toleransi antar umat beragama. REUTERS/Ammar Awad

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sudah belasan tahun, Michel Ayoub, menjadi orang yang menjalankan tradisi musaharati, orang yang bertugas membangunkan sahur setiap Ramadan. Hal yang membuatnya tak biasa, Ayoub adalah seorang Kristen.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setiap Ramadan tiba, Ayoub secara sukarela akan membangunkan warga muslim di Acre, Israel untuk sahur. Saat jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari, Ayoub mengenakan pakaian adat Suriah dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia lalu menabuh drum dengan tongkat kecil di depan pintu rumah warga muslim tersebut. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu menabuh gendang tiga kali dengan keras dan mulai bernyanyi dalam bahasa Arab: “Kamu yang tidur, bangun, nyatakan kesetiaanmu kepada Tuhan dan bangun untuk makan sahur.”

Ayoub berjalan menyusuri lorong-lornag permukiman itu sambil terus memukul drum dan bernyanyi. Terkadang, ia juga memanggil nama-nama warga setempat. Satu persatu lampu rumah menyala dan penghuninya menampakkan diri dari jendela untuk menyapa Ayoub.

"Saya selalu menunggu Michel setiap tahun, itu bagian dari tradisi, ” kata Mohammed Omar, salah seorang warga.

Ayoub mengatakan dia mengambil peran itu karena cinta dan tanpa hambatan emosional atau sektarian. "Sebaliknya, saya melihatnya sebagai langkah yang menyatukan orang dan melambangkan persekutuan dan hidup bersama dalam komunitas," ujarnya.

Acre, kota tempat bermukim Ayoub, adalah kota tua dengan benteng yang terawat baik, masjid dan kamar mandi. Kota ini dijadikan situs warisan dunia oleh UNESCO. Kota kuno itu terletak di barat laut Israel, menghadap ke Laut Mediterania.

Sekitar 28 persen penduduk Acre adalah warga Arab Israel. Mereka dulunya warga Palestina yang menetap di kota itu setelah tahun 1948. Sebagian besar penduduk Kota Acre adalah muslim.

Tradisi musaharati berawal dari Kekhalifahan Fatimiyah sembilan abad lalu. Pada waktu itu, musaharati diperlukan untuk membangunkan orang agar sahur saat Ramadan karena belum ada jam beralarm atau pengeras suara di masjid.

HAREETZ | NDTV | ANTARA

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus