Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bupati Bogor Ade Yasin tetap ingin pembangunan Jalur Puncak II dilanjutkan untuk mengatasi kemacetan di kawasan Puncak meski Pemerintah Provinsi Jawa Barat tak menganggarkannya pada rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) tahun 2021-2023.
"Karena, selain untuk mengatasi kemacetan di Jalur Puncak Cisarua, utamanya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah timur Kabupaten Bogor," kata Ade Yasin, rabu, 24 Februari 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anggota DPRD Jawa Barat Asep Wahyuwijaya sebelumnya memastikan bahwa Pemrov Jabar tak membiayai pembangunan Jalur Puncak II setelah melakukan revisi RPJMD. "Dalam RPJMD sebelum revisi sumber anggaran Jalur Puncak II dari APBN, APBD dan KPBU. Dalam revisi sekarang hanya mengandalkan dari APBN saja," kata legislator asal Kabupaten Bogor itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Ade Yasin, meski Pemprov Jabar tak jadi menggarap Jalur Puncak II, tapi ia berharap pembangunannya akan dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Informasi yang saya terima, DED (detail engineering desain) oleh Kementerian PUPR. Kemudian lelang lalu dilanjutkan pekerjaan konstruksi. Itu semua dibangun oleh Kementerian PUPR," kata Ade Yasin
Ia optimistis jalur yang juga disebut sebagai Poros Tengah Timur (PTT) itu dapat berimplikasi positif pada aspek ekonomi, yakni mengangkat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di wilayah Timur Kabupaten Bogor. "Lebih dari 550 ribu penduduk yang tinggal di lima kecamatan ini, yaitu Citeureup, Babakanmadang, Cariu, Tanjungsari, dan Sukamakmur, akan mendapatkan pengaruh (ekonomi) dari pengembangan jalan ini," kata dia.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, Kecamatan Sukamakmur memiliki IPM 52,23 poin, di bawah rata-rata IPM Kabupaten Bogor 69,12 poin. Kecamatan Sukamakmur bahkan memiliki nilai IPM terendah dari 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor.
Ade Yasin sudah menggunakan anggaran daerah senilai Rp 5 miliar untuk melakukan pembukaan sebagian jalur Puncak II. Adapun kebutuhan pembangunan insfrastruktur jalan ditaksir senilai Rp 1,5 triliun.