Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Diplomasi Islami Abang Sam

Kelompok musik hip-hop Amerika Serikat tampil di Indonesia. Membawakan musik unik Islam-Amerika.

27 September 2010 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Mungkin inilah tahlil pertama yang dilantunkan di kafe itu. Si pelantun tak mengenakan kopiah dan sarung, tapi fasih mengucapkan syahadat, tahmid, dan puji pujian lainnya.

Namanya Kumasi, warga Amerika Serikat, usianya 20 an tahun. Berkulit hitam, berambut kribo, berjaket kulit, dan berkalung tasbih, ia menyenan­dungkan Amazing Grace, sebuah lagu hip hop, yang berkerabat dekat dengan musik soul. Ya, dalam pertunjukannya di Hard Rock Cafe, EX Plaza, Kamis malam pekan lalu, ia dan tiga kawannya menyanyi, bermain musik sekaligus menunjukkan bahwa hip hop islami yang dibawakannya bagian dari tradisi Amerika juga.

Amazing Grace bukanlah musik gospel, musik gereja kulit hitam Ameri­ka, tapi lirik yang terdapat di antara petikan bas manis dan paduan suara kawan kawannya mengingatkan orang akan Tuhan, menyerukan perdamaian. Maka Nina, mahasiswi berjilbab dari Cinere, Jakarta Selatan, yang mengenal kelompok ini jauh hari sebelum mereka mendarat di Jakarta, pun larut dalam lagu, badan dan kakinya ikut bergerak seirama dengan tabuhan drum dan petikan bas kelompok yang menyebut dirinya Remarkable Current ini.

”Asyik, tetap islami,” katanya. ”Kapan lagi mereka ke sini?” katanya sambil membetulkan jilbabnya yang agak kendur karena berjingkrak terus sepanjang pertunjukan hip hop ini. Di Jakarta, konser Remarkable Current sebelumnya diselenggarakan di ­rumah Duta Besar Amerika Serikat, Selasa ­pekan lalu. Selain penampilan di Jakarta, kelompok yang didirikan pada 2001 ini dijadwalkan mentas di Padang, Medan, dan Surabaya, hingga akhir bulan ini.

Kamis malam itu Remarkable Current—beranggotakan Anas Canon, Erick Rico, Tyson, dan Kumasi—berhasil menaklukkan hati penonton di kafe itu dengan hit seperti One World, Not Afraid, Hip Hop, Amazing Grace, Nothing on You, Sweetest Tabu, dan Arab Money. Membubuhkan warna jazz, rock, juga world music dalam karyanya, kelompok ini mengaku bahwa Islamlah sumber inspirasi kreativitasnya.

Grup musik yang didirikan dan dipimpin oleh disk jockey merangkap produser Anas Canon ini beranggota empat personel. Tiga lainnya adalah penyanyi rap hip hop Tyson dan Kumasi, dan seorang penabuh drum Erik Rico. Dalam situs resminya, remarkablecurrent.com, disebutkan bahwa kelompok ini terbentuk dari pertemanan di lingkungan tempat tinggal mereka. ”Grup ini juga terbentuk karena tradisi Islam Amerika yang dimiliki bersama oleh para personelnya.”

Karena warna Islam itulah, Remarkable ditunjuk menjadi duta musik hip hop oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat untuk menyampaikan pesan bahwa Islam dan Amerika Serikat bukan dua hal yang terpisah, apalagi bermusuhan. Mengutip Presiden Barack Obama, Anas mengatakan, ”Tidak ada keraguan bahwa Islam merupakan bagian dari Amerika Serikat.

Penunjukan Remarkable ke Indonesia hanya berselang beberapa minggu setelah Pendeta Terry Jones dari Florida berencana membakar Al Quran pada 11 September, bertepatan dengan peringatan serangan teroris ke menara kembar WTC.

Rencana Jones tak menjadi kenyataan, tapi sempat membuat kalang kabut Gedung Putih, karena dianggap mengganggu kebijakan pemerintah Obama, yang berupaya menjalin hubungan lebih baik dengan komunitas muslim dunia.

Anas Canon tak menyembunyikan misinya. ”Saya berusaha membantu Presiden untuk menghilangkan ang­gapan negatif tentang Islam di mana pun berada,” kata musisi yang menganggap bahwa hip hop adalah musik di era abad ke 21 ini.

Sebelum ditunjuk menjadi duta musik Negeri Abang Sam ke Indonesia, Remarkable Current telah lebih dulu melanglang buana ke sejumlah negara di Amerika, Eropa, Afrika, dan Timur Tengah. Berkat kiprahnya menyebarkan pesan damai, Anas Ca­non tercatat sebagai satu dari 500 muslim paling berpengaruh di dunia versi The Prince Alwaleed bin Talaal Center for Muslim Christian Understanding, lembaga kajian yang bermarkas di Universitas Georgetown, Amerika Serikat.

Adek Media, Harun Mahbub

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus