Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan tak lagi mencari penginapan yang sekedar memberikan kenyamanan untuk beristirahat. Tapi mereka ingin mendapatkan pengalaman dengan budaya dan adat istiadat setempat serta melestarikan lingkungan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Perubahan ini terungkap dalam SiteMinder’s Changing Traveller Report 2025. Laporan tersebut berdasarkan survei yang dilakukan pada Agustus 2024 dan melibatkan lebih dari 12 ribu responden di 14 negara termasuk Indonesia. Sebanyak 878 responden di antaranya wisatawan Indonesia. Responden yang menjadi subyek penelitian terdiri dari generasi Baby Boomers hingga Gen Z, serta wisatawan berdasarkan lokasi tempat tinggal, wilayah, dan tingkat ekonomi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rio Ricaro Country Manager SiteMinder Indonesia mengatakan di tahun 2025 wisatawan ingin hotel-hotel untuk melakukan hal-hal mendasar dengan benar, sekaligus menawarkan lebih. Meskipun kenyamanan memang penting, hotel juga harus menekankan nilai akomodasi yang terintegrasi erat dengan suatu area daripada terpisah dari area tersebut. "Di sinilah ekspektasi dari wisatawan yang sadar akan kebutuhannya berperan," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa 18 Februari 2025.
Wisatawan bijak memilih
Menurut laporan tersebut, lebih dari separuh wisatawan yang disurvei memperkirakan akan menghabiskan sebagian besar waktu atau waktu yang cukup lama di hotel mereka pada tahun 2025. Baik yang bepergian sendiri atau bersama teman. Keputusan ini paling banyak terlihat di kalangan wisatawan internasional, dengan 29 persen berencana untuk menghabiskan sebagian besar waktu mereka di hotel. Terutama di kalangan Gen Z dan Milineial berencana menghabiskan lebih banyak waktu di hotel di bandingkan Gen X, Baby Boomers atau Silent Generation.
Ada beberapa daftar keinginan yang dilakukan wisatawan saat menghabiskan waktu lebih lama di hotel. Paling banyak dipilih adalah layanan spa, kuliner dan mencicipi anggur, pertunjukan music dan kelas yoga atau medtiasi. Sementara kegiatan lainnya seperti pelatihan keterampilan dan pengalaman mendalam yang spesifik untuk daerah yang mereka kunjungi. Misalnya kelas memasak tradisional, tarian tradisional dan sesi mendongeng, memetik buah atau berkebun, kelas bahasa, dan kursus ahli.
Jenis kegiatan ini dapat bervariasi tergantung asal wisatawan. Dalam survei tersebut misalnya, wisatawan Indonesia sangat mengutamakan pertunjukan live music, wisatawan Thailand paling tertarik dengan kuliner dan mencicipi anggur, sedangkan wisatawan India paling menyukai peningkatan kualitas tidur.
Prioritas utama dalam penginapan
Meski dihimpit masalah keuangan global, dalam memilih penginapan wisatawan memprioritaskan keterjangkauan dan kenyamanan. Mayoritas wisatawan memilih hotel, resort besar, hostel dan motel hemat untuk perjalanan mendatang. Wisatawan yang lebih muda lebih cenderung mencari pilihan penginapan hemat dibandingkan dengan mereka yang berusia menengah hingga pensiun.
Perbedaan ekonomi dan budaya secara umum di antara berbagai negara juga memengaruhi pencarian penginapan. Warga Australia misalnnya, memilih taman liburan dan tempat berkemah. Sementara itu, wisatawan Indonesia lebih memilih untuk memesan hotel hemat, sedangkan wisatawan Tiongkok dan Singapura paling tertarik dengan hotel berkonsep atau hotel mewah.
Wisatawan juga memprioritaskan lingkungan dalam pilihan penginapan mereka. Baik itu tempat berkemah atau resort mewah, tujuh dari sepuluh wisatawan bersedia membayar lebih mahal untuk penginapan yang ramah lingkungan. Di antara orang Indonesia, angka ini meningkat menjadi 95% – tertinggi di antara negara lainnya.
Rio menambahkan wisatawan yang sadar akan pengeluaran bersedia mengeluarkan uang untuk hal-hal yang penting dan sesuai dengan nilai-nilai mereka. Termasuk membayar biaya tambahan untuk semua jenis penginapan yang ramah lingkungan. “Penyedia penginapan harus melihat hal ini sebagai tanda bahwa wisatawan semakin memperhatikan hal-hal yang lebih detil di luar hiburan dan fasilitas yang biasa," ujarnya.
Sementara untuk kamar, sebanyak 56 persen responden mengatakan bantal dan tempat tidur adalah fitur yang paling penting. Selain itu fitur lainnya termasuk pemandangan, pengatur suhu, TV dan audio, penyediaan bak mandi dan tekanan air pancuran.
Ada beberapa faktor yang akan mendorong mereka kembali ke sebuah penginapan. Sebanyak 37 persen memilih momen atau pengalaman tak terlupakan, seperti seperti makanan dan minuman, layanan spa atau acara. Termasuk hubungan yang erat dengan budaya atau komunitas lokal.