Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Gunung Agung di Bali kembali menunjukkan gejala aktivitas vulkanis pada Senin malam, 2 Juli 2018. Gunung tersebut mengalami erupsi strombolian tepat pukul 21.04.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Bali, dalam video yang dikirim kepada Tempo Senin malam melalui Humas Kementerian Pariwisata, menyatakan erupsi ini mengindikasikan adanya tekanan di dalam perut gunung. Erupsi terjadi selama 7 menit dan mengakibatkan lontaran batu pijar atau lava pijar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Warga dan wisatawan yang tengah berada di kawasan Karangasem pun diimbau tak mendekati radius bahaya yang telah ditetapkan. “Imbauan dari instansi resmi malam ini agar masyarakat menjauh dari radius 4 kilometer,” ujar Kepala Biro Komunikai Publik Kementerian Pariwisata sekaligus Ketua Manajemen Krisis Kepariwisataan Kementerian Pariwisata, Guntur Sakti, saat dihubungi pada Senin, 1/7, malam.
Meski demikian, Guntur menyatakan aktivitas pariwisata di Pulau Dewata hingga Senin tengah malam masih berlangsung normal. “Operasional Bandara Internasional Ngurah Rai belum terdampak,” katanya, menambahkan.
Kementerian Pariwisata pun tengah melakukan pemantauan aktivitas Gunung Agung dan berkoordinasi dengan pihak-pihak berkewenangan lainnya. “Kami terus memonitor perkembangan dari sumber-sumber resmi,” ucapnya.
Satgas Pramuka Peduli turut mengimbau wisatawan dan warga setempat untuk tidak panik serta dapat menyaring informasi yang didapat melalui berbagai media. Mereka juga diminta terus mengikuti perkembangan terkini dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Gunung Agung serta mengikuti arahannya.
Pada Rabu malam lalu, Gunung Agung juga mengalami erupsi yang menyebabkan terjadinya semburan hujan abu. Imbas dari peristiwa ini, Bandara Ngurah Rai sempat berhenti beroperasi selama beberapa saat. Sejumlah penerbangan maskapai tujuan domestik dan mancanegara dari dan menuju Bali pun dibatalkan.