Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Imlek 2021 masuk dalam tahun Kerbau Logam yang berlangsung mulai 12 Februari 2021 sampai 30 Januari 2022. Tahun kerbau logam digambarkan sebagai masa yang berat, penuh kerja keras, dan tantangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Begitu juga yang dihadapi sektor pariwisata selama pandemi Covid-19 merebak pada Maret 2021. Destinasi wisata sepi, hotel dan restoran lesu, geliat jasa transportasi melambat, hingga berimbas pada industri kreatif. Meski begitu, ada secercah harapan di tahun 2021 berdasarkan lokasi usaha pariwisata di empat penjuru mata angin: barat, timur, utara, dan selatan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pakar fengshui, Yulius Fang mengatakan harapan di sektor pariwisata berdasarkan lokasi akan bermula dari bagian barat. "Berdasarkan lokasi, daerah yang berada di sisi barat cenderung mengalami pemulihan yang lebih cepat," kata Yulius kepada Tempo, Jumat 12 Februari 2021.
Sejumlah wisatawan berkunjung ke Pantai Kuta, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Jumat, 8 Januari 2021. KEK Mandalika membentang dari ujung barat hingga timur kawasan. ANTARA/Ahmad Subaidi
Dia mencontohkan usaha pariwisata di Jakarta, Banten, Bandung, Jawa Barat, dan wilayah Jawa bagian barat lainnya, akan pulih lebih dulu. Kemudian menyusul wisata di wilayah timur, seperti Surabaya dan sejumlah daerah di Jawa Timur, serta Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur atau NTT.
Sementara kondisi wisata yang cukup berat berada di wilayah selatan, seperti Denpasar, Bali, dan Mandalika, Nusa Tenggara Barat atau NTB. Pelaku usaha pariwisata di Danau Toba, Sumatera Utara, yang teletak di sebelah utara, dia memperkirkan juga mengalami kondisi yang tak jauh berbeda.
Danau Toba, Sumatera Utara menjadi salah satu dari lima Destinasi Super Prioritas (DSP) yang diusung pemerintah. Untuk menunjang lokasi wisata itu, telah dibangun The Kaldera Toba Nomadic Escape, di atas lahan Zona Otorita Kabupaten Toba Samosir. Pemerintah pun telah menganggarkan biaya Rp2,2 triliun untuk meningkatkan potensi wisata di danau tersebut. TEMPO/Tony Hartawan
Selain lokasi, Yulius Fang menambahkan, elemen dalam usaha pariwisata juga mempengaruhi pergerakan bisnis di sektor ini. Menurut dia, elemen air membuat usaha wisata begitu menantang di tahun Kerbau Logam ini. "Industri yang berhubungan dengan minuman atau kafe banyak yang gulung tikar," kata Yulius.
Secara keseluruhan, Yulius Fang mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun Kerbau Logam akan lebih baik. Masih ada berbagai sektor yang mampu menopang roda ekonomi, seperti bisnis logistik hingga energi minyak dan gas.