Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Pantai Tanjung Aan yang terletak di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika atau The Mandalika di Kabupaten Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat menjadi lokasi utama penyelenggaraan malam puncak Festival Bau Nyale 2023. Acara digelar pada Jumat malam, 10 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam malam puncak yang dihadiri oleh Menteri Tenaga Kerja dna Transmigrasi Ida Fauziah dan Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah, ada sejumlah acara seperti penampilan lagu-lagu menarik, penampilan tari kolosal mengenai legenda Putri Mandalika dan Penobatan Putri Mandalika 2023. Rangkaian acara itu dilanjutkan dengan tradisi Bau Nyale.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tradisi Bau Nyale merupakan tradisi menangkap cacing laut yang waktunya didasarkan pada penanggalan suku Sasak. Biasanya, tradisi itu digelar pada sekitar Februari dan Maret.
Bau Nyale lahir dari legenda mengenai Putri Mandalika yang melompat ke laut untuk menghindari konflik antar pangeran yang mencoba menyuntingnya. Sang putri pun diyakini muncul kembali dalam bentuk cacing laut.
Kemunculan cacing laut yang dipercaya merupakan reinkarnasi dari Putri Mandalika ini setiap tahunnya ditunggu-tunggu oleh warga lokal. Sebab, cacing ini bisa diolah menjadi makanan untuk dinikmati sendiri maupun dijual sehingga mendatangkan pemasukan bagi warga.
General Manager The Mandalika Molin Duwanno mengatakan pihaknya siap bekerjasama dengan pemerintah dan elemen masyarakat lainnya untuk melestarikan tradisi ini dan membangun wisata budaya yang unik. "Yang hanya bisa ditemukan di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Mandalika," kata dia.
Pihaknya menyediakan berbagai fasilitas dalam penyelenggaraan malam puncak Festival Bau Nyale tahun ini, termasuk fasilitas parkir yang mampu menampung 2.816 kendaraan.
Ribuan warga ikut Bau Nyale
Sejak Jumat malam, masyarakat mulai berdatangan ke lokasi pelaksana Festival Bau Nyale di Pantai Tanjung Aan dan Pantai Seger. Tak sedikit yang sengaja membawa tenda untuk tempat menginap, sebab cacing laut biasanya mulai banyak sebelum matahari terbit.
Masyarakat yang hendak menangkap cacing laut itu tak lupa membawa berbagai peralatan, seperti sorok (jaring), ember dan senter. "Nyale tidak banyak yang keluar hari Sabtu ini. Namun pada Jumat yang datang hanya banyak," kata Sahir, salah satu wisatawan yang datang.
Menurut Sahir, Bau Nyale memang tidak dilakukan selama satu hari, tetapi bisa dilakukan selama tiga hari atau tergantung tanda-tanda alam yang terjadi. "Kalau hari ini sedikit, besok bisa jadi banyak, seperti tahun lalu,” kata dia.
Hal senada diungkapkan Lalu Wir, warga NTB. Menurut dia, nyale yang keluar pada Sabtu ini sedikit, sedangkan pada Jumat cukup banyak nyale yang keluar. "Kemarin banyak sekali," ujarnya.
Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri mengatakan Bau Nyale merupakan salah satu tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Lombok Tengah dan bagian dari kekayaan dan budaya khas daerah ini. “Setiap tahun masyarakat Lombok Tengah menyambut kedatangan Bau Nyale dengan semangat dan kebahagiaan yang luar biasa,” kata dia.
Menurut Pathul, Festival Bau Nyale ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk saling mengenal dan lebih mengenal budaya dan tradisi masyarakat Lombok Tengah. “Kita juga bisa menikmati berbagai kegiatan yang menyenangkan, seperti pemandangan yang indah, pertunjukan budaya dan lain-lain,” ujarnya.
SUPRIYANTHO KHAFID | ANTARA
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.