Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tahun ini, penyelenggaraan Festival Bau Nyale 2023 di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat bisa dibilang lebih meriah. Jumlah pengunjung lebih banyak setelah ada pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rangkaian festival telah dimulai sejak 4 Februari dengan pemilihan Putri Mandalika. Acara inti berupa Bau Nyale atau menangkap cacing laut yang merupakan tradisi masyarakat susu Sasak dilaksanakan pada 10-11 Februari 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejak Jumat malam, warga berbondong datang ke Pantai Seger untuk mengikuti acara hingga dini hari. Bahkan, di antara mereka ada yang telah menginap dan setelah selesai azan subuh, warga mulai turun ke laut dengan membawa alat tangkap seperti sorok, ember dan lampu senter.
"Nyale telah mulai muncul sejak kemarin Jumat pagi hingga Sabtu dini hari," kata Amaq Salam saat ditemui usai menangkap cacing laut.
Nyale atau cacing laut yang ditangkap itu ada yang dimasak untuk lauk. Ada pula yang menjual nyale di pasar sehingga Bau Nyale juga memberikan dampak bergeliatnya ekonomi masyarakat.
Tahun ini, festival juga digelar berbeda dengan tahun sebelumnya. Kegiatan tahun ini rangkaian acaranya dilakukan setelah acara puncak sampai dengan menjelang WSBK Mandalika pada 3-5 Maret sehingga nyale yang ditangkap nantinya bisa disajikan kepada para pebalap maupun wisatawan yang datang.
Setelah tradisi Bau Nyale, akan digelar atraksi Peresean pada 13-19 Februari di Pantai Kuta Mandalika. Festival Pesona Bau Nyale 2023 akan ditutup dengan Mandalika Fashion Carnival yang akan digelar 1 Maret 2023.
"Ini juga menjadi momentum pembuka untuk menyambut wisatawan dan pebalap yang akan mengikuti WSBK Mandalika," kata Kepala Dinas Pariwisata NTB Jamaludin Malady.
Di Pantai Aan, festival diisi dengan penampilan talenta-talenta berbakat dari NTB yang akan menyuguhkan lagu-lagu menarik, penampilan tari kolosal mengenai legenda Putri Mandalika dan Penobatan Putri Mandalika 2023. Di Pantai Seger ditampilkan ragam budaya khas Suku Sasak, mulai dari pertunjukan teater, betandak, musik cilokak, maos aksara lontar, dan pertunjukan wayang kulit.
Tradisi Bau Nyale
Bau Nyale merupakan tradisi warga Sasak yang digelar satu kali dalam setahun setiap tanggal 20 bulan 10 penanggalan tradisional masyarakat Sasak. Kegiatan tersebut telah ditetapkan menjadi kalender wisata nasional dalam Karisma Event Nusantara.
Kata Bau Nyale berasal dari Bahasa Sasak, terdiri dari Bau yang berarti menangkap, sedangkan Nyale berarti cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang di bawah permukaan laut. Maka, dalam Bau Nyale ini, masyarakat akan bersama-sama ke laut untuk menangkap cacing.
Adapun tradisi Bau Nyale ini dipercaya terkait dengan legenda Putri Mandalika. Ia adalah putri dari sebuah kerajaan di Lombok yang baik hati dan rela berkorban.
Menurut cerita, sang putri membuat banyak pangeran tertarik padanya sehingga ingin memperistrinya. Namun, sang putri lebih memilih menceburkan diri ke laut untuk menghindari perpecahan, sehingga tak ada pangeran yang mendapatkannya.
Cacing laut itu pun diyakini sebagai jelmaan Putri Mandalika. sejumlah kalangan masyarakat, memakan nyale mentah dipercaya bisa menjadikan orang tersebut awet muda dan cantik seperti Putri Mandalika.
Festival Bau Nyale pun selalu digelar setiap tahun dan menjadi daya tarik wisata Lombok.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.