Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Kerajaan Arab Saudi, sebagaimana dinukil dari Al Jazeera, mengatakan hanya mengizinkan sekitar 1.000 jamaah untuk melaksanakan ibadah haji. Itupun diperuntukkan bagi warga dari berbagai negara yang telah tinggal di wilayah Arab Saudi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pembatasan besar-besaran tersebut, untuk menekan penyebaran virus corona. Biasanya, pada saat musim haji, Makkah-Madinah dikunjungi 2,5 juta peziarah dari seluruh dunia. Tahun ini, tidak ada pengunjung asing dari luar Arab Saudi yang diizinkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arab Saudi mengumumkan pada hari Senin, 22 Juni 2020, akan mengadakan haji "sangat terbatas" tahun ini, karena negara itu masih berjuang mencegah penyebaran virus corona.
Kementerian Haji Saudi mengatakan keputusan untuk mengurangi ziarah, ditujukan untuk menjaga kesehatan masyarakat global karena risiko yang terkait dalam pertemuan besar. Acara tahun ini diharapkan akan dimulai pada 28 Juli.
Mereka yang Diperbolehkan Haji pada 2020
Sebagai salah satu dari lima pilar utama dalam Islam, haji adalah persyaratan bagi semua Muslim yang mampu secara fisik dan finansial, untuk melaksanakan haji setidaknya satu kali dalam hidup mereka.
Tahun ini, Kementerian Haji Kerajaan Arab Saudi mengatakan ritual itu akan terbuka hanya untuk individu, dari berbagai kebangsaan yang tinggal di Arab Saudi.
Dalam sebuah konferensi pers virtual pada hari Selasa, 23 Juni 2020, Menteri Haji Mohammad Benten mengatakan pemerintah masih dalam proses meninjau jumlah keseluruhan jamaah haji yang diizinkan. Dengan mengatakan mereka mengizinkan sekitar 1.000, mungkin kurang, mungkin sedikit lebih.
"Jumlahnya tidak akan mencapai puluhan atau ratusan ribu tahun ini," tambahnya.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Tawfiq al-Rabiah mengatakan para peziarah akan diuji untuk virus corona sebelum tiba di kota suci Makkah. Dan akan diminta untuk karantina di rumah setelah ritual.
Dia mengatakan tidak seorang pun di atas usia 65 atau dengan penyakit kronis akan diizinkan untuk melakukan haji pada tahun ini.
Ini adalah pertama kalinya dalam hampir 90 tahun sejarah Arab Saudi pengunjung asing dilarang melakukan haji. Haji telah dibatalkan karena perang dan epidemi pada masa lalu sepanjang sejarah jazirah Arab. Namun tidak pernah ada pembatalan ibadah haji sejak berdirinya Kerajaan Arab Saudi pada tahun 1932.
Sebelum pengumuman penangguhan ibadah haji, pemerintah Indonesia, Malaysia, Senegal dan Singapura telah melarang warganya untuk melakukan haji pada 2020 karena masalah virus corona.
Shahadat Hossain Taslim, kepala kelompok yang mewakili agen perjalanan haji Bangladesh, mengatakan "banyak orang akan hancur" oleh keputusan itu, tetapi itu untuk yang terbaik.
"Tidak seperti negara lain, mayoritas peziarah Bangladesh adalah orang tua, dan mereka rentan terhadap Covid-19," katanya.
Sejumlah umat muslim berdoa berada dekat Kabah saat melaksanakan ibadah haji di Mekah, Arab Saudi, 8 Agustus 2019. REUTERS/Waleed Ali
Pakistan, yang biasanya mengirim hampir 180.000 peziarah, mengatakan para diplomatnya di Arab Saudi akan mewakili negara itu selama ziarah tahun ini.
Di negara tetangga India, Menteri Urusan Minoritas mengatakan lebih dari 200.000 orang telah melamar haji pada tahun 2020. Mereka bahkan akan menerima pengembalian uang penuh, dari uang yang disetor untuk ziarah.
Foto 
