Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Harga Tiket Jadi Rp 100 Ribu, Apa Keunggulan Umbul Kemanten Ini?

BUMDes berencana menaikkan harga tiket masuk obyek wisata Umbul Kemanten di Klaten dari Rp 6.000 menjadi Rp 100 ribu per orang.

13 Desember 2018 | 07.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pengunjung bersalto di Umbul Kemanten, Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten. Tempo/Dinda Leo Listy

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Klaten - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sinergi, Desa Sidowayah, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, berencana menaikkan harga tiket masuk obyek wisata Umbul Kemanten dari Rp 6.000 menjadi Rp 100 ribu per orang. 

Umbul Kemanten adalah pemandian dari mata air alami yang menjadi tempat favorit bagi para pecinta foto bawah air (underwater) selain Umbul Ponggok di Desa Ponggok, Polanharjo, Klaten. Umbul Kemanten berjarak sekitar 4,5 kilometer di timur Umbul Ponggok. 
 
"Harga tiket Umbul Kemanten jadi Rp 100 ribu itu rencananya berlaku pada 2019," kata Direktur BUMDes Sinergi, Imron, kepada Tempo pada Rabu, 12 Desember 2018. Namun, Imron belum memberikan kepastian tanggal atau bulan mulai diterapkannya kenaikan harga tiket baru Umbul Kemanten yang nilainya cukup fantastis itu, yakni hampir 17 kali lipat dari harga tiket semula. 
 
Imron mengatakan, BUMDes Sinergi saat ini sedang menyiapkan pekerjaan untuk menata, menjaga, sekaligus mengembalikan keasrian Umbul Kemanten yang berada di perbatasan Kabupaten Klaten dan Boyolali itu. "Umbul Kemanten akan kami jadikan kawasan khusus bagi wisatawan yang benar-benar ingin memanjakan diri di pemandian yang masih terjaga kelestarian alamnya," kata Imron.
 
Menurut Imron, kenaikan harga tiket itu sebanding dengan keindahan yang ditawarkan Umbul Kemanten. Selain memiliki air yang jernih dan segar, umbul yang luasnya hanya berkisar 100 meter persegi dan berkedalaman sekitar 1,5 - 2 meter itu juga senantiasa teduh karena naungan sejumlah pohon beringin tua di tepiannya. Ditambah aliran sungai kecil nan dangkal serta hamparan sawah padi dan tanaman cenil (selada air) yang sekelilingnya, Umbul Kemanten kian sedap dipandang mata.
 
Imron berujar, rencana kenaikan harga tiket Umbul Kemanten itu dinilai tidak terlalu memberatkan bagi para wisatawan yang memang mencari destinasi ekoturisme atau kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dan mengutamakan aspek konservasi alam. "Belum lama ini kami studi banding ke salah satu obyek wisata pemandian di Kota Surakarta. Harga tiketnya juga Rp 100 ribu dan tetap ramai pengunjung meski bukan dari mata air alami," ujar Imron.
 
Meski harga tiket pemandian di sejumlah umbul atau kolam renang di wilayah Kecamatan Polanharjo masih relatif murah, di bawah Rp 20.000, Imron mengaku tidak khawatir jika Umbul Kemanten ditinggal pengunjung setianya. "Karena konsep Umbul Kemanten yang baru ini mengedepankan kualitas, bukan mengejar kuantitas."
 
Menurut salah satu fotografer profesional dari Kecamatan Delanggu, Klaten, Agik Maruto, harga tiket Umbul Kemanten Rp 100.000 per orang terlalu mahal. "Tiket Umbul Ponggok yang hanya Rp 15.000 saja masih sering dikeluhkan wisatawan," kata fotografer muda yang karya-karya foto bawah airnya sering menjadi viral di media sosial itu saat dihubungi Tempo.
 
Sebagai fotografer spesialis bawah air, Agik cukup sering mengajak kliennya ke Umbul Kemanten. Agik hanya mematok tarif Rp 250.000 untuk jasa foto bawah air di Umbul Kemanten dengan durasi pemotretan satu jam. Tarif Rp 250.000 itu sudah meliputi harga tiket masuk untuk empat orang, yaitu klien, fotografer, dan kru. "Selain bayar tiket untuk empat orang, saya biasanya juga masih memberi tambahan Rp 50 ribu," kata Agik.
 
Hal senada diutarakan Nurul, pehobi traveling asal Kota Surakarta. "Tiket Umbul Kemanten Rp 100 ribu itu terlalu mahal. Masih banyak obyek wisata lain di Solo Raya yang juga mengandalkan keasrian alamnya tapi tiketnya tetap terjangkau," kata dia.
 
Menurut salah satu wisatawan asal Eindhoven, Belanda, Didi Sewuster, Umbul Kemanten layaknya surga tersembunyi meski lokasinya tidak jauh dari permukiman warga. "Selama ini wisatawan mancanegara hanya terpusat di Kota Jogja yang sudah terlalu touristic. Ternyata tidak jauh dari Jogja ada tempat sebagus ini," kata mahasiswi Academie Verloskunde Maastricht yang sedang berlibur sekaligus menjadi relawan pengajar bahasa Inggris di Jogja.
 
Didi berkunjung ke Umbul Kemanten beberapa waktu lalu sebelum ada wacana kenaikan harga tiketnya menjadi Rp 100 ribu. "Selain tempatnya menarik, harga-harga di sini masih sangat murah," kata Didi. 
 
DINDA LEO LISTY (Klaten)
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus