Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Hong Kong Berupaya Tingkatkan Jumlah Pelancong dengan Memperkenalkan Bayi Panda

Banyak upaya dilakukan Hong Kong untuk menghidupkan kembali pariwisatanya yang lesu, memperkenalkan bayi panda adalah salah satu caranya.

17 Februari 2025 | 05.57 WIB

Panda Ying Ying di Ocean Park Hong Kong (Instagram/hkoceanpark)
Perbesar
Panda Ying Ying di Ocean Park Hong Kong (Instagram/hkoceanpark)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Hong Kong memperkenalkan Panda Frenzy untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Program ini bertujuan menghidupkan kembali industri pariwisata yang lesu serta memperbaiki perekonomian. Kota itu berfokus pada enam panda yang saat ini menjadi pusat perhatian dalam strategi wisata. Supaya menarik lebih banyak pelancong, dua anak panda kembar berusia enam bulan mulai dikenalkan kepada publik di Ocean Park baru-baru ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Langkah pemerintang Hong Kong ini untuk meniru kesuksesan viralnya Moo Deng seekor kuda nil kerdil di Thailand yang viral di media sosial pada 2024 sehingga menyebabkan tingginya lonjakan pengunjung. Penampilan perdana anak-anak panda itu dipandang sebagai pengubah suasana bagi Ocean Park. Paulo Pong, ketua taman hiburan tempat panda-panda tinggal, mengatakan bahwa kunjungan ke taman hiburan tersebut telah meningkat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Jumlah wisatawan kembali mendekati angka sebelum pandemi. Jadi ini pertanda yang cukup menggembirakan bahwa pengunjung kembali ke taman dengan jumlah pengunjung yang banyak,” ujarnya dikutip dari The Straits Time, Sabtu 15 Februari 2025.

Taman tersebut merawat enam panda, termasuk Ying Ying dan Le Le yang diberikan oleh Beijing pada 2007. Setelah 17 tahun upaya perkawinan, sang betina Ying Ying melahirkan anak kembar di bulan Agustus tahun lalu. Ying Ying berusia usia 19 tahun atau sekitar 57 tahun dalam hitungan manusia, menjadi ibu panda tertua di dunia. Kedua anaknya diberi panggilan elder sister serta younger brother.

Kemudian, ada panda betina Ke Ke berumur lima tahun bersama pasangannya An An yang diberikan tahun lalu sebagai hadiah dari pemerintah Cina. Debut publik keduanya dilakukan Desember 2024 dan menarik banyak perhatian pengunjung. Pihak pengelola memperkirakan kejadian tersebut akan kembali terjadi saat penampilan perdana dua anak Ying Ying.

Hal itu didasarkan terhadap meningkatnya pemesanan Ocean Park di Trip.com sebesar 20 persen setelah pengumuman debut anak panda pada 21 Januari. Turis internasional menyumbang 75 persen permintaan, sedangkan penduduk lokal meningkat sampai 60 persen

Meski jumlah pelancong telah bertambah, industri pariwisata masih harus menghadapi tantangan dalam mengubah peningkatan jangka pendek menjadi dorongan berkelanjutan. Sektor wisata daerah administrasi khusus ini sedang lesu dan masih jauh di bawah titik tertinggi sebelum pandemi Covid-19.  Peraturan ketat beserta penerapan undang-undang keamanan nasional memberikan dampak negatif terhadap daya tarik kota bagi turis mancanegara.

Sementara itu, hambatan ekonomi juga memengaruhi pengeluaran pelancong asal Cina yang merupakan mayoritas wisatawan di Hong Kong. “Saya tidak yakin hal itu akan mengubah kisah pariwisata di Hong Kong. Dan saya tidak yakin pariwisata saja, tanpa adanya strategi lebih luas, akan mengubah perekonomian,” kata Carlos Casanova seorang ekonom senior Asia di Union Bancaire Privee. 

Menurut data badan pariwisata kota setempat, pada 2024, 45 juta orang berkunjung ke Hong Kong, angka tersebut sedikit di bawah target pemerintah sebesar 46 juta. Jumlah pengunjung tahun lalu meningkat 31 persen dari tahun 2023, tapi pencapaian itu jauh lebih rendah dibanding 2018 yang memecahkan rekor hingga 65 juta pelancong.

Kota yang dijuluki Asia’s World City berambisi agar bidang pariwisata memegang peran besar dalam ekonominya. Pemerintah menargetkan sektor tersebut menyumbang HK$120 miliar atau Rp 250,64 triliun pada 2029, naik HK$75,3 miliar atau Rp 157,29 triliun tahun 2023. Berbagai cara dilakukan untuk memikat wisatawan, seperti tiket pesawat gratis, membuat acara besar di tengah kota, hingga meminta warga lebih sering tersenyum, tapi sebagian besar sudah berakhir gagal.

NIA NUR FADILLAH | STRAITS TIME | ECONOMIC TIMES

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus