Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Sutradara Dimas Djayadiningrat kembali menjadi perbincangan khalayak setelah salah satu karyanya, iklan Ramayana viral di jagat maya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Iklan dengan lagu kasidah itu ditonton lebih dari 12 juta kali di laman YouTube. Angka yang fenomenal untuk sebuah iklan komersil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebenarnya, iklan itu bukan karya pertamanya. Sebelumnya, pria 44 tahun ini pernah memproduksi iklan untuk perusahaan Garuda Indonesia hingga produk kopi. Ia juga menggarap sejumlah video klip penyanyi papan atas.
"Terakhir saya bikin video klip Sebuah Rasa dari Agnez Mo. Ada juga video klip Suara Pikiranku sekitar 3 tahun yang lalu, milik Noah," terang Dimas Djayadiningrat dalam wawancara empat mata dengan tabloidbintang.com belum lama ini.
Dimas Djayadiningrat. instagram.com
Dimas mengutarakan alasannya mengapa kini jarang menyutradarai video klip. "Untuk menyutradarai video klip, saya harus suka dulu dengan lagunya. Itu kebijakan dari zaman dulu. Kemarin Sheila on 7 minta saya menyutradarai salah satu lagunya, saya suka lagunya tapi tidak bisa karena sedang mengerjakan proyek iklan. Mengingat, jadwal syuting iklan detail dan direncanakan jauh sebelumnya," terang Dimas Djayadiningrat di Jakarta, belum lama ini.
Simak: Dimas Djayadiningrat, Otak di Balik Iklan Viral Ramayana
Bikin video klip di zaman sekarang, menurut Dimas Djayadiningrat, tidak mudah. "Sekarang susah bergerak kalau bujet produksinya terbatas. Bujet produksi video klip tidak sebesar dekade 1990-an. Di era itu, bujet produksi antara 70 sampai 100 juta rupiah. Saya bisa pakai kamera mahal 16 mili. Sekarang, bujet video klip tidak lebih dari 100 juta," sambungnya.
Kini bujet 100 juta rupiah hanya untuk penyanyi papan atas. Tak banyak perusahaan rekaman yang mau menggelontorkan uang sebanyak itu. Itu salah satu alasan Dimas Djayadiningrat hijrah dari video klip ke iklan hingga sekarang.