Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Saat iklan Ramayana viral, sutradara Dimas Djayadiningrat (44) kembali diperbincangkan. Iklan itu menampilkan grup musik kasidah yang mengingatkan publik pada band kasidah legendaris Nasidariyah. Sebelumnya, karya Dimas juga turut viral yakni iklan es krim Meiji yang berkonsep ala film kolosal era kerajaan zaman dulu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam sesi wawancara empat mata dengan tabloidbintang.com, ia mengenang sejarah kariernya. Dimas Djayadiningrat memulai karier saat menjadi art director atau penata artistik di video klip “Terbunuh Sepi” milik Slank, pada 1994. Namun ada momen yang membuatnya mantap menjadi sutradara video klip. Momen itu terjadi dua tahun kemudian.
"Saya ingat betul, bujet video klip paling murah kali pertama saat menggarap video klip Oppie Andarista lagu 'Rumahku'. Biayanya hanya 5 juta rupiah, tapi syutingnya di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Kala itu tahun 1996, kami syuting dalam format VHS. Saya enggak dapat uang. Bujet itu hanya untuk makan dan biaya operasioal kru di sana," ungkap Dimas Djayadiningrat di Jakarta Selatan, pekan ini.
Ia menambahkan, "Zaman dulu uang 5 juta rupiah itu lumayan, sih mengingat belum krisis moneter. Video klip itu dulu mendapat banyak sekali apresiasi. Saya bahagia mendapat banyak apresiasi. Momen itu menguatkan saya untuk menjadi sutradara video klip sekalian. Sejak itu saya melahirkan banyak video klip sampai awal tahun 2000-an."
Saat industri film Indonesia menggeliat, Dimas Djayadiningrat aktif di produksi layar lebar. Selain terlibat di film 30 Hari Mencari Cinta, ia menyutradarai film Quickie Express yang dibintangi Tora Sudiro, Lukman Sardi, dan Amink. Film itu mencetak box office, ditonton lebih dari sejuta orang.
Dimas Djayadiningrat menyatakan, iklan dan video klip buatannya memiliki ciri khas bukan semata-mata memanjakan keindahan gambar alias visual. Melainkan, pertunjukan bakat dari para seniman di depan kamera. "Terakhir saya bikin video klip 'Sebuah Rasa' dari Agnez Mo. Ada juga video klip 'Suara Pikiranku' sekitar 3 tahun yang lalu, milik Noah," terang Dimas Djayadiningrat.
Beberapa klip video buatan Dimas Djayadiningrat mendapat pengakuan. Di era 1990-an misalnya, ada video klip "Amukti Palapa" milik band bernama Kalingga. Video klip itu ditetapkan sebagai Video Klip Terbaik di ajang Video Musik Indonesia sementara Dimas meraih gelar Sutradara Video Klip Terbaik. Karya fenomenal Dimas lainnya, video klip "Godai Aku Lagi" dari Agnes Monica alias Agnez Mo. "Godai Aku Lagi" video klip termahal dalam sejarah karier Dimas. "Biaya produksinya 200 sampai 250 juta rupiah. Agnes kala itu mengklaim biayanya setengah miliar, bisa jadi itu termasuk biaya penari-penari, riasan wajah dan rambutnya, latihan bersama para penari, kostum dan lain-lain. Kalau ditotal memang sangat mahal," tutup Dimas Djayadiningrat.