Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Ingin Sensasi Dipijat dengan Pisau Daging, Kunjungilah Taiwan

Daoliao adalah teknik pijatan dengan menggunakan pisau daging. Teknik ini berkembang di Cina di abad pertengahan, lalu menyebar ke Jepang dan Taiwan.

7 Juni 2020 | 13.07 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Di depan pasien yang telungkup, Elsa, dengan riang memegang dua pisau daging. Ia bersiap melakukan gerakan memijat dengan “mencacah” tubuh tamu dengan pisau daging itu. Sepintas, pisau daging itu benar-benar pisau yang biasa dipakai penjaja daging di pasar tradisional. Lempengan baja kotak dengan gagang. Bedanya, yang ini tumpul.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Elsa mulai dengan menggunakan tangannya untuk menekan tubuh pasien, untuk meredakan ketegangan yang dialami tamu – terutama bagi mereka yang baru pertama kali datang. Kemudian, pisau baja dingin mulai memukul lembut punggung, lengan dan kepala tamu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Saya tidak akan tahu yang dipukulkan adalah pisau, bila tak sesekali mendengar suara berdenting,” ujar Louise Watt dari BBC. Biasanya para tamu terlelap menikmati hantaman dari pisau-pisau tumpul itu.

Meskipun terlihat berbahaya, daoliao, yang diterjemahkan sebagai "pijatan pisau" atau "terapi pisau". Teknik pijatan ini diyakini memiliki kekuatan penyembuhan fisik dan emosional. Dan merupakan bentuk pengobatan Tiongkok yang diperkirakan berusia lebih dari 2.000 tahun.

Praktisi mengatakan, teknik pijatan ini ini pertama kali dilakukan oleh para biksu di Cina kuno. Lalu menyebar ke Jepang pada Dinasti Tang lebih dari 1.000 tahun yang lalu, dan ke Taiwan setelah Perang Saudara Cina pada 1940-an.

Sementara pijatan pisau sulit ditemukan hari ini di Cina dan Jepang, di Taiwan daoliao mengalami kebangkitan dalam beberapa tahun terakhir. Hal tersevut didorong keinginan warga yang berusaha untuk mengatasi tekanan dari kehidupan modern.

Sebelum dipijat dengan teknik daoliao, para tamu berkonsultasi dan diberi penjelasan mengenai kondisi kesehatan dan berbagai masalah yang mereka hadapi. Foto: @rtlnieuws

Seni Kuno Pijat Pisau Pusat Pendidikan Dao Liao I-Jing di Taipei telah melatih para praktisi selama hampir empat dekade. Mereka memiliki 36 cabang di Taiwan, 15 di antaranya telah dibuka dalam lima tahun terakhir. Mereka juga mengajar orang-orang dari seluruh dunia, dari Jepang ke Hong Kong, Prancis hingga Kanada.

Saat ini, orang mencari pisau terapis untuk membantu meringankan penyakit fisik, meningkatkan kualitas tidur dan mengatasi rasa sakit karena merasa terbuang. Pisau tersebut menargetkan "pintu qi", atau titik tekan, mirip dengan jenis obat Cina lainnya seperti akupunktur. Tetapi para praktisi juga percaya pisau baja memiliki kekuatan yang tidak terlihat.

Sebelum memasuki dunia pijatan pisau 15 tahun yang lalu, Direktur Seni Kuno Pijat Pisau Pusat Pendidikan Dao Liao I-Jing, Hsiao Mei-fang memberi dan mengajarkan perawatan kecantikan dan pijatan meridian -- jenis lain dari pengobatan tradisional Tiongkok.

Meridian difokuskan untuk membuat energi tubuh mengalir. Tapi dia merasa lelah setiap malam karena "energi buruk" dari klien dia hisap melalui sentuhannya, "Saya mendapat lebih banyak pendapatan, tetapi saya tidak bisa tidur," katanya.

Suatu hari, salah seorang muridnya bercerita tentang pijatan pisau. Dalam hal ini, pisau baja dimaksudkan untuk menyerap karma buruk dari klien. Hari ini, Hsiao mengatakan dia melihat dirinya sebagai "pemburu hantu", melacak tindakan dan hasil dari kehidupan klien sebelumnya.

"Bagi saya, saya benar-benar merasa bahwa pijatan pisau kadang-kadang seperti berburu hantu, masa lalu Anda, kehidupan Anda sebelumnya," katanya.

Tamu dipijat bagian wajah, kepala, punggung dengan pisau dapur oleh terapis. Foto: @rtlnieuws

Para terapis memiliki aturan tertentu untuk diikuti. Misalnya, jika mereka berada dalam suasana hati yang buruk, mereka tidak boleh memberikan pijatan pisau. Jika terapis memaksakan diri, mereka "mentransfer energi buruk ke klien," menurut Hsiao. “Bagaimanapun, mengacungkan dua pisau saat suasana hati yang buruk tidak tampak seperti ide yang baik.”

Untuk menjaga energi mereka tetap murni, semua praktisi tetap menjalankan diet vegan. Hsiao dan pasukan terapisnya juga bangun sebelum jam 05.00 setiap pagi dan melakukan 100 squat dan headstand, dan bash pisau selama 30 menit ke bantal untuk membuat qi mereka berjalan.

Para terapis memiliki banyak pekerjaan untuk dirinya demikian juga para klien, “Sebelum saya dipijat, Elsa menyuruh saya melakukan squat 10 menit dan meregangkannya, kami berdua memegang dua "tongkat kosmos" kayu di tangan kami, yang dimaksudkan untuk membantu menyeimbangkan qi Anda,” ujar Louise Watt.

Apa gunanya tongkat kayu bagi praktisi daoliao? Hsiao mengatakan orang tua membawa anak-anak untuk bermain dengan tongkat dan belajar tentang qi, dengan harapan mengurangi stres terkait sekolah.

"Tongkat kosmos membantu Anda untuk menyeimbangkan qi Anda, mengambil beberapa qi atau energi yang buruk, dan pijatan pisau adalah untuk mengambil karma Anda," kata Hsiao. “Dalam budaya kami, kami percaya qi adalah segalanya. Jika energi Anda seimbang, itu akan membantu Anda melihat segala sesuatu dengan jelas. "

Setiap klien yang datang, mereka terlebih dahulu diminta mengirim foto. Para terapis lalu menjelaskan lima meteorit yang diletakkan di sisi ruangan. Mereka percaya bahwa meteorit memiliki kekuatan penyembuhan untuk tubuh, pikiran dan jiwa, dan menempatkan pisau daging di sebelahnya untuk diisi ulang kekuatannya.

Praktisi harus belajar keras dan mengikuti ajaran, kalau tidak pisau bisa berbahaya, kata Hsiao. Namun, dalam sejarah Seni Kuno Pijat Pisau Pusat Pendidikan Dao Liao I-Jing selama 40 tahun, tidak ada klien yang pernah terluka oleh pisau, katanya.

Pasien biasanya tertidur saat dipijat dengan pisau daging. Foto: @rtlnieuws

"Awalnya saya takut ketika melihat pisau, saya pikir itu berbahaya," kata seorang klien, Chiu Mei-lan, 73. "Saya sangat takut, saya berkata kepada terapis, jangan memukul dengan keras. Namun karena terasa nyaman, saya memintanya memukul lebih keras karena terasa ringan."

Chiu pertama kali mencoba pijatan karena dia kesulitan tidur. "Setelah pijat pisau, aku tidur nyenyak," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus