Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Istimewanya Buka Puasa di Masjid Ini, Serasa di Mekkah - Madinah

Menu buka puasa di salah satu masjid di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ini akan membuat jemaah seperti berada di Mekkah atau Madinah.

14 Mei 2019 | 11.45 WIB

Ilustrasi berbuka puasa di masjid. NOAH SEELAM/AFP/Getty Images
Perbesar
Ilustrasi berbuka puasa di masjid. NOAH SEELAM/AFP/Getty Images

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Makassar - Semua masjid menyediakan menu buka puasa selama Ramadan. Hidangan buka puasa bisa bermacam-macam, misalnya kue, makanan berat seperti nasi, dan aneka minuman semisal es sirup atau teh. Aneka takjil itu merujuk pada makanan dan minuman yang mudah ditemukan di wilayah masjid.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Namun menu buka puasa di Masjid Tiga Utama di Jalan Mappanyukki, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, ini akan membuat jemaah seperti berada di Mekkah atau Madinah. Pengurus masjid menyediakan air zam-zam dan kurma yang didatangkan dari Arab Saudi.

"Selama bulan Ramadan, kami menyiapkan air zam-zam dan kurma untuk buka puasa," kata seorang pengurus Masjid Tiga Utama, Daeng Naba kepada Tempo, Senin malam 13 Mei 2019. Air zam-zam untuk buka puasa disajikan dalam gelas berukuran 45 milliliter.

Jemaah Masjid Tiga Utama di Jalan Mappanyukki, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, mendapatkan air zam-zam dan lima butir kurma serta roti dan air mineral untuk buka puasa. TEMPO | Didir Hariyadi

Pengurus masjid sengaja memberikan air zam-zam dalam takaran yang sedikit agar semua jemaah kebagian. Begitu juga dengan kurma yang setiap orang mendapatkan lima buah saja dalam bungkus plastik kecil. Air zam-zam dan 5 butir kurma itu dimasukkan ke dalam dus bersama roti dan air minum kemasan.

Masyarakat yang buka puasa di Masjid Tiga Utama ini menyasar air zam-zam. Begitu juga dengan seorang pria bernama Karaeng. "Ada banyak gelas kecil yang berisi air zam-zam. Tapi masih saja ada yang tidak kebagian karena banyak yang ingin minum itu," kata lelaki 49 tahun ini.

Sama seperti Karaeng, Ratnasari datang ke Masjid Tiga Utama setiap hari demi meminum air zam-zam saat buka puasa. "Kalau mau dapat air zam-zam harus datang lebih awal," katanya. Tak hanya diminum, sebagian jemaah menggunakan air zam-zam untuk mengusap bagian tubuhnya, seperti ke wajah dan perut.

Rini Kustiani

Rini Kustiani

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus