Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Jumlah Wisatawan di Negara Ini Empat Kali Lebih Banyak daripada Penduduknya

Wisatawan dapat menjelajahi lebih banyak warisan budaya di negara pulau tersebut serta menghabiskan waktu di pantai.

3 November 2023 | 10.34 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Industri pariwisata bergairah kembali setelah pembatasan perjalanan akibat Covid dicabut. Wisatawan dari seluruh dunia pergi liburan ke berbagai negara. Beberapa negara bahkan mendapatkan kunjungan wisatawan di luar prediksi, jumlahnya sampai empat kali lipat dibandingkan dengan jumlah penduduknya. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Negara-negara yang paling ramai dikunjungi termasuk Monako dan Montenegro. Maladewa adalah contoh lain dan negara kepulauan yang indah ini menerima wisatawan empat kali lebih banyak dibandingkan penduduknya, menurut statistik United Nations World Tourism Organization atau UNWTO 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Maladewa hanya memiliki 521.000 penduduk yang mendiami kurang dari seperlima pulau di negara ini. Sementara, pada 2019 jumlah turis asing yang mengunjungi negara ini sekitar 1,7 juta wisatawan. 

Industri pariwisata bertumpu pada pantai-pantai di negara ini, yang sangat langka karena pasir putihnya terbuat dari karang. Hanya sekitar lima persen pantai di dunia yang terdiri dari karang.

Banyak turis menginap di kabin mewah tepi pantai di Maladewa, hanya berjarak beberapa langkah dari laut, bahkan banyak pula yang dibangun di atas perairan. 

Hingga 2009, wisatawan tidak diperbolehkan mengunjungi pulau-pulau berpenghuni tersebut. Sejak larangan tersebut dicabut, wisatawan dapat menjelajahi lebih banyak warisan budaya pulau tersebut serta menghabiskan waktu di pantai.

Meyelam dan Melihat Hiu Paus

Menyelam scuba sangat populer di kalangan wisatawan dan banyak yang berharap bisa melihat sekilas ikan terbesar di dunia, hiu paus. Dengan panjang hingga 20 kaki, hiu paus tidak menimbulkan bahaya bagi manusia dan penampakannya paling sering terjadi di Atol Ari Selatan.

Sayangnya, negara cantik ini menghadapi risiko besar akibat perubahan iklim. Lebih dari 80 persen wilayah negara ini berada kurang dari satu meter di atas permukaan laut. Meningkatnya suhu laut membuat Maladewa terancam punah, meskipun pemerintah negara tersebut mempunyai rencana untuk membangun kota terapung.

Data terbaru jumlah kunjungan wisata ke negara ini belum dirilis UNWTO. Namun, dengan kembalinya pariwisata seperti sebelum Covid, bahkan beberapa negara mengalami overtourism, diperkirakan jumlah wisatawan pun meningkat. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus