Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Kaya Desa Wisata, Yogya Jadi Tuan Rumah Forum Jejaring Desa ASEAN

Forum Jejaring Desa ASEAN belajar dan melihat langsung bagaimana desa-desa wisata di Yogya hidup, seperti di sekitar Hutan Mangunan.

26 Juli 2023 | 09.08 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi pusat perhelatan Forum Jejaring Desa ASEAN atau ASEAN Village Network Meeting yang berlangsung 24 hingga 27 Juli 2023. Para delegasi negara Asean yang hadir dalam forum yang dihelat Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) itu tak hanya diajak membahas isu perkembangan desa terkini.

Forum Jejaring Desa ASEAN Belajar Desa Wisata di Yogya

Mereka juga belajar dan melihat langsung bagaimana desa-desa wisata di Yogya hidup. Seperti desa wisata di sekitar objek wisata Hutan Mangunan Kabupaten Bantul hingga di sekitar Tebing Breksi, Prambanan Kabupaten Sleman.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"ASEAN Village Network Meeting ini menjadi forum pertama yang dilakukan dan kami pilih Yogya karena salah satu fokus forum ini soal desa wisata," kata Menteri Desa Abdul Halim Iskandar di Yogyakarta, Selasa, 25 Juli 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Halim mengatakan pengembangan wilayah pedesaan menjadi salah satu isu strategis di kawasan Asean saat ini. Dengan event yang baru kali pertama digelar ini, para delegasi itu bisa mengenal, belajar dan bertukar pengalaman berdasarkan asal daerahnya.

Delegasi negara Asean menyambangi kawasan wisata Watu Goyang Mangunan Bantul Yogyakarta dalam event Asean Village Network Meeting 24-27 Juli 2023. Dok.istimewa

"Proses pembangunan desa yang paling sederhana adalah replikasi atau amati, tiru, dan modifikasi," kata Halim. "Kita di Indonesia, dalam pengembangan desa ini tentu tidak bisa membuat kebijakan yang sifatnya linier atau seragam, karena masing-masing desa punya karakter, punya budaya," ujarnya melanjutkan.

Desa Maju Tapi Lokalitas Tak Boleh Hilang

Kultur masing-masing desa yang berbeda di Indonesia ini, kata Halim,  menjadi kekuataan untuk membentuk keragaman itu. Budaya yang berbeda di desa-desa Indonesia tidak boleh hilang. "Membangun desa semaju apapun serba digital boleh saja, tapi lokalitasnya jangan hilang," kata dia.

Kementerian Desa, kata Halim telah merumuskan SDGs Desa dengan 18 aspek utama di dalamnya. Seperti desa tanpa kemiskinan, tanpa kelaparan, sejahtera, energi bersih, dan pertumbuhan ekonomi merata. Ada pula aspek infrastruktur sesuai, aman dan nyaman, peduli lingkungan laut-darat, tanggap perubahan iklim, kemitraan dan kelembagaan desa dinamis serta budaya desa adaptif.

"Indonesia punya 75 ribu lebih desa, ini yang musti digali potensinya sesuai karakter dan budaya masing -masing," kata dia.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus