Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setiap wisatawan memiliki karakter yang berbeda. Begitu juga dengan wisatawan asal Indonesia. Seorang pemandu wisata Istanbul, Turki, Tugrul Turnali menceritakan bagaimana dia melayani kebutuhan wisatawan Indonesia saat berkunjung Turki.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam wisata virtual 'The Secret of Hagia Sophia' pada Kamis, 30 Juli 2020, Tugrul menceritakan bagaimana selama delapan tahun dia mendampingi wisatawan Indonesia, khususnya saat datang ke Hagia Sophia. "Kalau untuk wisatawan Indonesia, yang penting adalah ada dua orang Indonesia sehingga bisa saling memotret," kata Tugrul dengan bahasa Indoensia yang fasih.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat membawa rombongan wisatawan Indonesia ke Hagia Sophia dan menyampaikan sejarah bangunan berusia 1,5 abad itu, Tugrul Turnali memperhatikan sebagian wisatawan yang dia pandu malah sibuk berfoto. Mereka memilih beberapa spot yang dianggap bagus sebagai latar gambar. Kemudian, jepret-jepret, tak peduli pemandu wisata bicara apa.
Pemandu wisata di Istanbul, Turki, Tugrul Turnali. Foto: Tangkapan gambar webinar 'The Secret of Hagia Sophia' pada Kamis, 30 Juli 2020
Satu ketika, menurut Tugrul Turnali, ada wisatawan yang malah memotong penjelasannya. "Udah dong (penjelasannya), kami mau foto-foto," kata Tugrul menirukan ucapan wisatawan itu. Kalau sudah begitu, Tugrul 'menyerah'.
Mengenai aktivitas pariwisata di Turki, Tugrul mengatakan sejumlah destinasi wisata di sana sudah kembali buka sejak sebulan terakhir. Sama seperti negara lain, wisatawan yang datang juga harus mematuhi protokol kesehatan, yakni memakai masker, menjaga jarak satu sama lain, serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
Khusus bagi yang ingin berkunjung ke Hagia Sophia, Tugrul mengatakan ada satu hal yang berubah ketika wisatawan masuk ke sana. "Wisatawan boleh masuk Hagia Sophia, tapi yang mengenakan pakaian terbuka akan dikasih kain," kata dia.