Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Kendali Perempuan Saat Bercinta

Gak sedikit juga saat bercinta dikendalikan oleh perempuan.

29 Oktober 2018 | 09.58 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi seks

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak gaya dalam bercinta. Umumnya, laki-laki lebih banyak mendominasi saat bercinta. Tapi gak sedikit juga saat bercinta dikendalikan oleh perempuan. Bahasa kekiniannya woman on top.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebut saja Dandy, 27 tahun, kerap mempraktikkan berbagai variasi bercinta, salah satunya adalah femdom, kependekan dari female dominance. Bersama Ve, 29 tahun, ia mengaku sangat menikmati aktivitas seksual tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Melihat Ve berada di atas saya, memacu jalannya permainan, membuat saya semakin turn on dan suasana terasa lebih 'panas',” kata Dandy. Bahkan tak jarang Ve mengikat kedua tangan Dandy ke sisi ranjang hingga tak bisa berbuat apa-apa. Kontrol sepenuhnya di bawah kendali Ve. Ganasnya Ve justru menjadi kenikmatan tak terbantahkan bagi Dandy.

Kepribadian Submisif

Gambaran female dominance seperti yang dilakukan Dandy dan Ve, biasanya dapat kita temukan dalam alur cerita di novel dewasa ataupun film biru. Dapat dikatakan bahwa femdom ini merupakan bagian dari BDSM -BD yaitu bondage dan discipline, DS alias dominance dan submission, dan SM alias sadism dan masochism.

Dono Baswardono mengatakan, bentuk dominasi dalam hubungan seksual semacam ini sangat luas. Yang ekstrim, kata dia, bisa sampai melibatkan pemukulan, pencambukan, atau seks anal.

Konselor pernikahan dan keluarga, seksolog, psikoanalis sekaligus grafologis ini juga mengungkapkan, laki-laki penyuka perempuan 'domina' atau 'domme' kepribadiannya submisif, suka diatur. Jika ditarik lagi ke belakang, selama hidupnya laki-laki seperti ini terlalu diatur oleh sang ibu, bahkan mungkin saja ia adalah korban kekerasan ibunya. Maka saat dewasa, ia juga mencari pasangan yang mampu mendominasi dirinya.

Sementara femdom dari sisi perempuan jumlahnya sekitar 25 persen dari seluruh pelaku BDSM. “Mereka biasanya dibesarkan oleh ibu yang juga sangat dominan dalam kehidupan sehari-hari, sementara ayahnya sangat submisif. Sewaktu kecil mereka sering melihat ayahnya disuruh-suruh ibunya, bahkan di depan umum,” kata Dono.

Perilaku Sehari-hari

Lain di ranjang, lain pula dengan penampilan keseharian mereka. Ia menjelaskan, pada perempuan, ada sebagian kecil yang penampilan sehari-harinya berbeda.

Kebanyakanfemdomtampilannya justru tidak galak atau sangar. Bisa sangat tertib, pola hidup kaku, manajemen waktu sangat baik, perfeksionis, manis dan ramah tapi sulit dilawan karena selalu benar. Sedangkan pada laki-laki biasanya sehari-hari juga submisif, suka mengalah, tidak kompetitif, walau secara fisik tubuhnya bisa saja gagah dan kuat.

Lalu, apakah hal demikian dapat dikategorikan sebagai kelainan? “Jika sebatas selingan, sesekali sebagai pembuktian atas fantasi bersama, tindakan dominasi 'ringan' tidak dianggap sebagai penyimpangan, khususnya jika disepakati bersama. Namun, bila frekuensinya sering dan memaksa pasangan saat bercinta, maka itu penyimpangan,” ujarnya.

Tulisan ini sudah tayang di Rahmaanandita

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus