Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Keunikan Bandara Banyuwangi yang Raih Aga Khan Award for Architecture 2022

Bandara Banyuwangi berhasil menyisihkan 463 nominasi bangunan dengan arsitektur terbaik dari seluruh dunia.

1 November 2022 | 19.54 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Gedung terminal penumpang Bandara Banyuwangi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Banyuwangi - Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandiani menerima langsung penghargaan Aga Khan Award for Architecture 2022 untuk Bandara Banyuwangi di Royal Opera House of Muscat Arts, Muscat, Oman, Senin malam waktu setempat, 31 Oktober 2022. Putera Mahkota Kerajaan Oman, Theyazin bin Haitham Al Said serta Princess Zahra Aga Khan hadir langsung dalam acara penganugerahan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bandara Banyuwangi berhasil menyisihkan 463 nominasi bangunan dengan arsitektur terbaik dari seluruh dunia. Setelah 27 tahun tak pernah berjaya di ajang arsitektur dunia ini, Indonesia kini kembali menjadi perhatian dunia melalui Bandara Banyuwangi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejak Aga Khan Award diluncurkan 45 tahun lalu, tak kurang 121 proyek telah menerima penghargaan dan hampir 10.000 proyek sedunia didokumentasikan

Bandara Banyuwangi menerima penghargaan ini karena dinilai memiliki arsitektur yang mengusung nilai-nilai pembaruan. Bandara yang diarsiteki Andra Matin serta diinisiasi pada masa Bupati Abdullah Azwar Anas itu, menerobos konsep bandara yang pada umumnya tertutup dan eksklusif.

"Tidak seperti bangunan bandara lain, yang kerap merupakan tempat kedap, tertutup dan terasing dari lingkungan sekitar, Bandara Banyuwangi adalah perlawanan elegan terhadap bentuk bandara pada umumnya," tulis para juri dalam keputusan pemenang.

Dalam penilaian juri independen, bandara yang rampung dibangun pada 2017 itu mencerminkan aspirasi komunitas dan membawa identitas serta memori budaya dengan inovasi dan teknologi baru. Yakni dengan desain bernuansa tradisional berbentuk ikat kepala Suku Osing yang merupakan masyarakat asli Banyuwangi.

Bandara Banyuwangi disebut menghindari gaya internasional standar sebagian besar bandara di dunia. Hal ini berangkat dari rasa kekhawatiran akan keberlanjutan, jumlah populasi yang kian meningkat, adaptasi iklim serta kualitas hidup sehingga skema pembangunan yang diterapkan bersandar pada sumber daya lokal, teknologi tepat guna dan prinsip-prinsip desain pasif vernakular.

Kondisi negara Indonesia yang memiliki iklim panas disiasati dengan infrastruktur konektivitas yang menciptakan bukaan dan overhang yang dapat mengoptimalkan pengendalian suhu melalui ventilasi alami. Selain itu, pengaturan berkelanjutan dari lansekap ke ruang interior membantu aliran udara, dengan pepohonan rindang nan subur, menjadikan bangunannya bernuansa alam.

“Bandara ini bisa menjadi paradigma baru dan game changer di waktu mendatang dalam arsitektur bandara,” kata dewan juri.

Dalam pemilihan material, Pemerintah Banyuwangi bersama arsitek Andra Matin menekankan nilai-nilai lokal, fungsionalitas dan pemeliharaan berbiaya rendah, namun tetap memiliki nilai modern dan efisien dalam segala aspek. Bentuk pintu masuk dan jendela terluar dari kayu ulin yang melengkung memberikan kekosongan termal dan dilapisi rumput untuk menutupi isolasi lebih lanjut.

Para dewan juri juga menilai arsitektural Bandara Banyuwangi juga memiliki dampak luas terhadap masyarakat, seperti halnya mengharmonisasi keberadaan bandara dengan alam di sekitarnya. Kawasan di sekitar bandara diproteksi sebagai lahan hijau dengan landskap persawahan.

“Salah satu unsur penilaiannya termasuk bagaimana karya itu berdampak pada banyak manusia di sana dan di sekitarnya," kata arsitek Andra Matin yang turut hadir di Oman. 

Bupati Ipuk Fiestiandani mengatakan kehadiran bandara ini, selain capaian di bidang arsitektur dan menjadi landmark daerah, juga telah mampu menggerakkan perekonomian lokal dengan kemudahan akses ke Banyuwangi. “Bandara menjadi salah satu pengungkit kemajuan Banyuwangi. Semoga ini berkah manfaat. Membawa kebanggaan. Menghadirkan keberkahan. Meningkatkan kesejahteraan warga,” ujarnya.

Sebelumnya, Banyuwangi juga telah kerap meraih prestasi dunia. Di antaranya peringkat pertama tata kelola kebijakan pariwisata dari Badan Pariwisata PBB (UNWTO). Banyuwangi kini juga dalam proses menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus