Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Paris Jackson, putri mendiang penyanyi Michael Jackson menceritakan perjuangannya untuk membuka diri pada orang lain. Saat menjadi bintang tamu Red Table Talk, Paris menceritakan hal ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Paris, belajar mempercayai orang lain itu seperti berjalan di atas kulit telur dan menoleh ke belakang. Tidak hanya itu, ia juga diharuskan duduk dan bertingkah laku yang benar. “Karena kalau tidak, tindakan itu tidak hanya berdampak pada reputasimu, tapi juga keluargamu,” ujar Paris, seperti dilansir dari ExtraTV pada Rabu, 16 Juni 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saat kematian ayahnya tahun 2007, Paris sempat mempunyai pemikiran untuk bunuh diri. Saat itu, menurunya, ia tidak tahu siapa dirinya, gadis muda yang memasuki masa pubertas. “Mungkin hanya terjadi pada kondisiku saja dan banyak tekanan sangat berat. Orang-orang sering menyuruhku untuk bunuh diri dan aku merasa tertekan,” ujarnya lagi.
Namun, saat ini Paris sudah lebih bisa mencintai dirinya sendiri setelah melakukan afirmasi. Paris menjelaskan, saat melakukan afirmasi, ia melihat dirinya yang dulu liar. “Dan mengenali diriku sendiri untuk pertama kalinya dalam 10 tahun,” terangnya lagi.
Paris Jackson berjalan mengenakan gaun dari desainer Jean Paul Gaultier dalam koleksi Haute Couture Spring/Summer 2020 di ajang Paris Fashion Week, di Paris, Perancis, 22 Januari 2020. REUTERS/Charles Platiau
Ia juga mengandalkan musik untuk melewati masa-masa gelapnya. Menurutnya, musik membuat dia merasa tidak sendiri dan didengarkan. “Ada saat-saat tergelap di mana aku merasa musiklah satu-satunya yang aku punya,” urainya.
Debut album Paris yang berjudul Wilted terinspirasi dari patah hati dan pengkhianatan yang dia alami. Menurut Paris, itu adalah patah hati terdalam yang pernah dia alami, tapi juga yang bisa melahirkannya kembali. Sampai akhirnya ia bisa menemukan suaranya dan menerima dirinya sebagai musisi.
Meskipun saat ini, Paris dan keluarganya tidak sependapat tentang seksualitasnya, Paris tetap menghargai mereka. Bagi Paris, dukungan tetap akan dia berikan untuk saudara laki-lakinya, Prince dan BG. “Mereka sangat mendukung, tidak banyak orang yang bisa biilang kalau mereka punya sudara yang mendukung mereka seperti itu,” terangnya.
Dalam episode itu, Paris Jackson juga mengungkapkan trauma yang dia alami, saat anak dan orang dewasa. Trauma yang dialaminya berhubungan dengan perilaku paparazzi. Mendiang ayahnya Michael Jackson berusaha melindungi dirinya dan saudara-saudaranya, Prince dan BG, dari kamera dengan meminta mereka memakai topeng di depan umum sebagai anak-anak.
Jangan remehkan depresi. Untuk bantuan krisis kejiwaan atau tindak pencegahan bunuh diri di Indonesia, bisa menghubungi : Yayasan Pulih (021) 78842580
DEWI RETNO