Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Tomohon - Di sisi utara Kota Tomohon, Sulawesi Utara, ada sebuah bukit yang tenang dan nyenyat. Karena sering dikunjungi orang untuk menyepi dan berdoa, tempat itu dinamakan Bukit Doa Tomohon.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bukit Doa Tomohon yang menghampar 132 hektare menghadap Gunung Lokon itu mulai terdengar gaungnya dalam beberapa tahun belakangan. Menurut Jonson Ponto, salah satu pengelola, tempat itu juga dinamakan Bukit Doa Mahawu.
Seperti bukit-bukit yang sedang naik daun masa kini, Bukit Doa Tomohon turut dijuluki bukit Teletubbies lantaran penampakannya mirip dengan bukit tempat bermain karakter Tinky Wingky, Dipsy, Lala, dan Po.
Di tengah liukan gundukan bukit-bukit, terdapat sebuah bangunan kayu panjang berbentuk tabung mirip kapal selam. Bangunan ini disebut kapel, tempat yang dipakai para umat Kristen untuk berdoa.
Kapel itu benar-benar tempat buat menyepi dan merenung. Ketika masuk ke ruangan, terdapat barisan kursi lengkap dengan bantalan untuk bersujud.
Di ujung ruangan, ada mimbar dan salib yang besar. Di balik salib itu, pemandangan luar berupa hamparan rerumputan luas tampak jelas. Sebab, dinding ujung kapel ini terbuat dari kaca. Sembari berdoa atau menyepi, pengunjung dapat menyaksikan refleksi Kota Tomohon di balik bukit.
Kapel itu juga dikelilingi sebuah jalur yang kerap digunakan untuk jalan salib. Di antaranya terdapat 14 pemberhantian yang menceritakan tentang kisah sengsara Yesus, yang diadaptasi dari kitab para Rasul.
Masih dalam kawasan kapel, pengunjung bisa menemukan gua Maria yang juga menjadi tempat untuk sembahyang. Sebuah amphi theater berkapasitas lebih dari 200 orang menghubungkan gua Maria dan kapel.
Ruang pertunjukan terbuka itu dibangun dari bebatuan kapur yang didesain membentuk tribun. Konon, amphi theater kerap dipakai untuk pertunjukan seni, seperti teater.
Tiap menjelang Paskah, Bukit Doa ramai disambangi wisatawan. Bukan cuma orang-orang beragama Kristen saja yang datang. Menurut Jonson, bukit itu acap didatangi umat berbagai agama. "Karena merupakan bukit doa semua umat, mereka datang untuk sembahyang."
Para anak muda juga suka berkunjung untuk berfoto. Ada beberapa spot yang selalu dibidik untuk selfie. Misalnya belakang kapel, tepat di atas perbukitan. Pemandangan Kota Tomohon yang samar tertutup kabut terbentang dari atas bukit itu, menjadi latar yang menarik untuk dipotret.
Bukit Doa Tomohon dikelola secara pribadi oleh Ronald Korompis, pebisnis sukses asal Sulawesi Utara. Ia membangun tempat yang sering dimanfaatkan orang untuk menepi tersebut sebagai wujud syukur kepada Sang Pencipta.
Menurut Jonson, Korompis sekeluarga bermaksud mengajak orang yang datang dari segala penjuru untuk melepaskan kepenatan dengan berdoa.
Untuk menuju Bukit Doa Tomohon, pengunjung harus menempuh jarak 28 kilometer dari Titik Nol Kota Manado. Waktu tempuhnya 40 menit dengan kendaraan pribadi. Jalur menuju bukit ini cukup sempit dan berliku-liku.
Adapun harga tiket masuk Bukit Doa Tomohon dibanderol Rp 20 ribu. Namun, dengan membayar tiket, Anda sudah bisa mendapatkan secangkir kopi khas Sulawesi Utara, yakni kopi Kotamobagu, yang tersedia di kafe dekat kapel.