Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Pangkalpinang - Kepolisian Daerah Kepulauan Bangka Belitung melakukan revitalisasi terhadap dua situs rumah ibadah yang bersejarah dan tertua di Kota Pangkalpinang, yakni Masjid Jamik dan Kelenteng Kwan Tie Miaw.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Masjid Jamik dan Kelenteng Kwan Tie Miaw merupakan bangunan religi yang sudah menjadi identitas di Pangkalpinang dengan usianya yang sudah ratusan tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Polda Bangka Belitung Inspektur Jenderal Yan Sultra Indrajaya mengatakan revitalisasi situs dan cagar budaya rumah ibadah tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Bhayangkara. "Ada dua rumah ibadah yang direvitalisasi yakni Masjid Jamik dan Kelenteng Kwan Tie Miaw. Apa saja yang dibutuhkan untuk rumah ibadah ini, kita bantu semuanya," ujarnya kepada wartawan, Ahad, 18 Juni 2023.
Yan menuturkan pihaknya juga menggelar kegiatan bakti religi di seluruh rumah ibadah semua agama di Bangka Belitung, mulai masjid, kelenteng, gereja, vihara hingga pura. "Bakti religi dilakukan mulai dengan membersihkan tempat ibadah agar lebih baik dan bersih. Ke depan kita berharap ini terus berjalan sekaligus untuk menyadarkan masyarakat dan anggota polri bahwa kita hidup untuk beribadah," kata dia.
Sejarah Kelenteng Kwan Tie Miaw
Kelenteng kwan tie miau. Dok. Wonderful Pangkalpinang
Kelenteng ini terletak di Jalan Mayor Muhidin Kota Pangkalpinang. Ini merupakan Kelenteng tertua yang ada di Pulau Bangka yang dibangun pada 1841. Tahun pasti pembangunan diketahui berdasarkan catatan beraksara Cina yang tertulis di lonceng besi di dalam kelenteng.
Bangunan ini dibangun kelompok penambang timah yang saat itu didatangkan dari Cina secara bertahap pada masa Sultan Mahmud Badaruddin I Jayo Wikromo, Sultan Ahmad Najamuddin I Adikusumo hingga masa kolonial Belanda.
Nama Kelenteng Kwan Tie Miau diambil dari nama Dewa Kwan Sen Tie Ciun yang merupakan satu dari banyak dewa yang dipuja masyarakat Tionghoa. Keunikan Kelenteng ini karena memiliki lonceng besi dan hiasan buah labu.
Di puncak kelenteng terdapat simbol yang melambangkan Taoisme, yakni simbol keseimbangan Ying dan Yang serta Patkwa yang melambangkan keberuntungan, rejeki dan kebahagiaan.
Sejarah Masjid Jamik Pangkalpinang
Masjid yang terletak di Jalan Masjid Jamik Kota Pangkalpinang ini dibangun pada 3 Syawal 1355 Hijriyah atau bertepatan dengan 18 Desember 1936 M. Masjid ini masuk dalam cagar budaya berdasarkan Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.13/PW.007/MKP/2010 tanggal 8 Januari 2010 dan dilindungi Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
Salah satu keunikan masjid Jamik adalah tangga depan berbentuk setengah lingkaran dengan atapnya dihiasi oleh enam tiang penyangga kecil. Tiang itu melambangkan rukun iman dan empat tiang utama yang sesuai dengan jumlah Khalifaturrasyidin.
Selain etnis Melayu, kelompok etnis Tionghoa berperan dalam pembangunan masjid ini. Saat pembangunan dimulai, kubah pertamanya disumbangan Firma Ko Kian Lan yang merupakan perusahaan Tionghoa terkenal di Pangkalpinang saat itu.