Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Melancong ke Gua Selarong, Markas Pangeran Diponegoro dan Prajuritnya Saat Perang Jawa

Berkunjunglah ke Gua Selarong, tempat persembunyian sekaligus markas Pangeran Diponegoro saat perang Jawa melawan Belanda. Ini istimewanya.

17 Juli 2023 | 09.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Goa Selarong. Foto: budaya.jogjaprov.go.id.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - usul Prabowo Subianto untuk memindahkan makam Pangeran Diponegoro di Makassar ke tanah kelahirannya, Yogyakarta mendapat respons beragam. Sultan HB X tidak sepakat dengan gagasan tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjuangan Pangeran Diponegoro sebelum ditangkap dan diasingkan ke Manadoi kemudian Makassar tak bisa dipisahkan dari beberapa tempat, seperti Tegalrejo dan Gua Selarong.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gua Selarong yang berlokasi di daerah Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta sebelum menjadi tempat wisata, dahulunya merupakan tempat persembunyian sekaligus markas Pangeran Diponegoro bersama pasukannya ketika terjadi perang Jawa melawan Belanda pada 1825-1830.

Gua ini juga menjadi tempat tirakat Pangeran Diponegoro dan aktivitas para pasukannya selama dijajah Belanda. Saat ini, selain sebagai tempat wisata yang dapat dikunjungi masyarakat, kawasan Gua Selarong juga telah menjadi cagar budaya Kabupaten Daerah Istimewa Yogyakarta. Simak informasi berikut ini.

Sejarah Gua Selarong

Dilansir dari jogjacagar.jogjaprov.go.id, Gua Selarong secara lengkap bernama Gua Selarong Kakung yang secara administratif berlokasi di Kembangputihan, Guwosari, Pajangan, Bantul. Gua tersebut tepatnya berada di tebing kaki Bukit Selarong. Gua Selarong Kakung diperkirakan menjadi gua yang telah ada sejak zaman Hindu, sebelum Pangeran Diponegoro menggunakannya sebagai salah satu tempat tirakatnya. Gua tersebut kemudian dibangun dengan diperluas oleh para pengikut Pangeran Diponegoro

Gua Selarong Kakung saat itu telah diatur sedemikian rupa oleh Pangeran Diponegoro menjadi sebuah ruangan berkumpul dan satu kamar tidur yang dipahatkan pada dinding gua menggunakan batu karang. Di sinilah Pangeran Diponegoro biasa melewatkan malam tirakatnya sebelum pagi harinya kembali ke Tegalrejo.

Di dalam Gua Selarong Kakung, terdapat sebuah batu yang disebut watu Gilang Ambarmoyo. Batu tersebut menjadi tempat Pangeran Diponegoro duduk saat bersemedi. Selain itu, di dalam gua juga terdapat palung untuk mandi dan kolam yang secara alami terbentuk dari air yang menetes dari sela batu dan dibuat seperti sumur. 

Menurut catatan sejarah, disebutkan pula bahwa dahulunya di Gua Selarong Kakung terdapat sebuah pohon Widoro yang diberi pagar sebagai tempat pertemuan. Sisi bangunan tersebut dilengkapi dengan pintu masuk besar dan tangga yang terbuat dari batang palem gebang.

Karakteristik Gua Selarong

Gua Selarong memiliki ukuran panjang mulut gua 2,64 meter, tinggi mulut gua 1,7 meter, dan kedalaman gua mencapai 4,3 meter, serta tinggi ruang gua 1,85 meter. Pada mulut gua, terdapat bangunan setengah jadi atau tidak selesai (unfinished). Hal tersebut tampak pada sebelah kiri mulut gua berupa dua guratan lis sepanjang 135 cm dengan jarak antar lis 15 cm dan berada pada ketinggian 140 cm.

Di sisi timur dan barat dinding gua terdapat pahatan berupa panil dan pilar, sedangkan di bagian belakang gua terdapat altar yang juga hasil pahatan berukuran 281 cm dan lebar 98 cm, serta tingginya 109 cm. Pada dinding kanan altar terdapat lubang berbentuk segi empat berukuran 20 cm x 15 cm dengan kedalaman 15 cm. Jarak lubang dari dinding kanan 50 cm serta jarak dari dinding belakang 45 cm

Daya tarik wisata Gua Selarong

Berkunjung ke Gua Selarong menjadi pilihan yang menarik untuk berwisata, terutama saat musim liburan datang. Saat pertama kali masuk kawasan wisata tersebut, pengunjung akan dibuat terpukau dengan keberadaan patung Pangeran Diponegoro berjubah putih dan berjubah hitam lengkap dengan kuda yang dinaikinya. Patung tersebut menjadi ikon yang menunjukkan perjuangan juga keberanian Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda. 

Dikutip dari bantulpedia.bantulkab.go.id, pengunjung yang datang akan disuguhkan pula kawasan di sekitar area Gua Selarong ini yakni sebuah air terjun yang memiliki panorama yang memesona. Jika ingin menikmati pemandangan air terjun ini secara maksimal, pengunjung disarankan datang ketika musim penghujan, karena pada saat musim kemarau kandungan air terjun akan menipis dan hal tersebut menyebabkan air terjun kurang mengalir deras. Terdapat pula sebuah sendang di kawasan pegunungan dengan airnya berasal dari mata air. Dua sendang tersebut yakni Manik Moyo dan Umbul Moyo.

Selain pemandangan yang memesona, pengunjung juga dapat mengikuti agenda rutin yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Bantul, yakni atraksi wisata di Gua Selarong. Acara tersebut meliputi Gerebeg Selarong yang diselenggarakan oleh Yayasan Projotamanasari pada bulan Agustus, pemutaran film, pameran diorama dan berbagai macam kuliner. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus