Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Gubernur Nusa Tenggara Barat Zulkieflimansyah menghadiri Maulid Adat di Desa Bayan Kabupaten Lombok Utara. Di sana, masyarakat adat merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Kuno Bayan Beliq, Jumat, 22 Oktober 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Zulkieflimansyah juga ikut menggunakan pakaian adat sebagai prasyaratnya. Ia mengenakan sarung Londong Abang, Dodot atau Leleang berupa Dodot Rejasa Entol-Entol Benang Stukel yang dikenakan di pinggang, dan mengenakan Sapuk Batik Bungkulan di kepalanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Lembaga Pranata Gubuk Karang Bajo Bayan, Rianom mengatakan prosesi Maulid Adat diawali sehari sebelumnya dengan tradisi membawa hasil pertanian dan peternakan sesuai nazar yang pernah disampaikan sebelumnya, ''Misalnya ada yang pernah mengalami sakit jika sembuh bernazar hasil pertaniannya berupa padi bulu atau ayam maupun kambing, uang lama berbentuk kepeng bolong atau uang rupiah,'' kata dia.
Mereka yang bernazar akan ditemui oleh Inaq Lokaq yang memiliki wewenang sebagai Inan Meniq yang menyimbik orang-orang itu pada acara ritualnya di Bale Beliq Gubuk Karang Bajo. Simbik adalah bentuk ritual yang dilakukan mengoles daun sirih, pinang dan kapur di dahi orang yang telah membayar nazarnya.
Sehari sebelumnya, warga adat juga telah melakukan Menutu atau menumbuk padi bulu lokal di Rantok Beliq (lesung besar). Setelah memotong ternak, disusul kemudian cuci beras di Lokoq Masan Segah. ''Kemudian ada iring-iringan Praja Maulud yang dirangkaikan Nasi Ancak,'' kata Rianom.
Nasi Ancak ini berbungkus daun pisang yang diikat lalu dibawa menggunakan bambu segi empat sebagai sesajian. Sebagai pelambang, nasibitu diiringi dua pasang pengantin iringan praja maulid.
Setelah masuk masjid kuno, ada acara selamatan yang namanya selamatan acara Maulid Adat Bayan. Nasi Ancak tadi disantap bersama seluruh kiai pengulu, kiai lebih, kiai ketib, kiai modin dan pemangku pembekel, tuak lokaq dan santri.
"Inilah pranata adat yang mengikuti acara memperingati hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW,'' ujar Rianom.
Dalam kesempatan itu, Rianom meminta Zulkieflimansyah membantu mengangkat tradisi Maulid Adat ini sebagai agenda pariwisata rutin setiap tahun.
Zulkieflimansyah pun mengajak masyarakat untuk berkunjung ke desa Bayan. Selain memiliki destinasi wisata budaya, tempat ini memiliki sejarah panjang tentang masuknya Islam di Pulau Lombok. "Sesekali datanglah ke Bayan di Lombok Utara untuk bersilaturahmi dengan kearifan," ujarnya.