Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu daya tarik Papua Barat terletak pada hutannya yang magis. Seolah hutan lebat tersebut menyimpan berbagai kejutan bagi para pelintas dengan begitu cantiknya.
Baca juga:Mengintip Cendrawasih Bersolek di Pedalaman Tambrauw Papua Barat
Selain Burung Cendrawasih si Hutan Vicirie, Distrik Miyah, dan Hutan Nunggou di Distrik Sausapor, wisatawan bisa menikmati wisata sejarah di Distrik Bikar.
Seperti disebutkan dalam keterangan pers yang disampaikan Tim Komunikasi Publik Kementerian Pariwisata RI ini, di distrik Bikar, wisatawan dapat diantar warga lokal melalui jalan satu-satunya untuk mencapai lokasi Tank Peninggalan PD II.
Jalan yang ditempuh kali ini cukup rata sehingga perjalanan tersebut tidak terasa lama. Tidak seperti sebelumnya saat menemukan lokasi Burung Cendrawasih.
Di antara hutan rimbun tersebutlah ditemukan beberapa tank yang teronggok berbalut rerumputan akar dan tumbuhan liar. Tank yang ditemukan tersebut diperkirakan berjenis amfibi dan artileri. Meski tampilannya sudah banyak karat, namun masih utuh. Roda dan rantai yang melekat pada tank pun tak terlepas dari tempatnya. Beberapa bagian sengaja dirusak agar tank tidak bisa digunakan lagi.Tank peninggalan PD II di Hutan Papua Barat (dok. Kemenpar)
Konon, tank tersebut merupakan peninggalan Perang Dunia II dimana didalamnya terdapat peran tentara Amerika yang membantu penduduk pribumi untuk menyerang pasukan perang Jepang. Tank tersebut adalah milik musuh yang sengaja disembunyikan warga jauh di dalam hutan agar mereka tidak lagi melakukan penyerangan.
Taktik yang digunakan berhasil, dengan hilangnya tank milik musuh, maka kekuatannya untuk menyerang pun berkurang. Meski begitu, tank tersebut tidak dirusak, hanya dibiarkan begitu saja di dalam hutan. Dulu, tank yang teronggok seperti ini juga banyak ditemui dipinggir pantai. Namun, tank tersebut banyak dipereteli warga, beberapa bagian besinya diambil baik untuk dijual atau dimanfaatkan.
Tank bisa ditemukan di tiga area. Dua area berdekatan dan hanya berjarak sekitar 50 meter, sementara satu area berjarak cukup jauh diperlukan waktu tempuh seharian penuh untuk mencapai lokasi tersebut, bahkan katanya di lokasi tersebut juga ada peninggalan bangkai helikopter. Kebanyakan wisatawan hanya mengunjungi dua lokasi pertama, mengingat jarak yang cukup jauh untuk menuju lokasi yang ketiga.
Baca juga: Tip Mengintip Cendrawasih di Hutan Papua: Jangan Mandi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini