Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mak Itam direncanakan akan kembali berjalan di atas rel Ranah Minang. Mak Itam adalah lokomotif legendaris yang pernah wara wiri mengangkut batu baru pada 1970-an di Tambang Batu Ombilin Sawahlunto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lokomotif itu sedang dipersiapkan kembali untuk angkutan jalur wisata di lintas Sawahlunto-Muarakalaban. "Ini adalah salah satu bentuk kontribusi PT KAI dalam mendorong perekonomian dan pariwisata di Kota Sawahlunto dan sekitarnya," kata Vice President PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional (Divre) II Sumbar Mohamad Arie Fathurrochman di Padang, Kamis, 8 Desember 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Arie mengatakan aktivasi jalur wisata tersebut bukan hanya kontribusi tunggal dari PT KAI. Langkah itu juga merupakan kolaborasi tiga BUMN, yaitu PT Bio Farma, PT Pupuk Indonesia dan PT Semen Indonesia Grup. Ia berharap aktivasi lokomotif dan kereta legendaris itu bisa mendukung pariwisata di Sawahlunto yang tambang batu bara Ombilin-nya merupakan situs warisan dunia UNESCO.
"Diharapkan nantinya dengan beroperasinya kereta api wisata Mak Itam dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Sawahlunto dan memberikan manfaat kepada masyarakat Sawahlunto khususnya, dan Sumatera Barat pada umumnya,” kata Arie.
Sejarah Mak Itam
Mak Itam atau Paman Hitam adalah lokomotif keluaran Eropa dengan nomor seri E1060. Mak Itam sangat sibuk di era kejayaan produksi batubara Ombilin pada 1970-an.
Mak Itam menyusuri wilayah Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman sampai Kota Padang sambil menarik gerbong berisi baru baru. Dalam setahun, pertambangan Ombillin itu mampu memproduksi 1 juta ton batubara.
Setelah pensiun, lokomotif itu sempat dibawa ke Museum Kereta Api Ambarawa. Pada 17 Desember 2005, pemerintah daerah bersama kelompok pecinta kereta api mengajukan proposal kepada PT KAI untuk mengembalikan Mak Itam ke Ranah Minang.
Proposal itu diterima dan pada 3 Desember 2007 lokomotif legendaris itu kembali ke Sawahlunto sebagai kereta api wisata. Pada 21 Februari 2009, lokomotif itu dioperasionalkan bersama kereta api wisata Danau Singkarak.
Sayangnya, karena sejumlah alasan, termasuk soal sulitnya onderdil saat mengalami kerusakan, lokomotif itu lama tidak dioperasikan. Pada 2022 ini, lokomotif Mak Itam akan kembali menjajal rel di Ranah Minang.
Kereta wisata Mak Itam
Mak Itam direncanakan akan kembali melintasi rel sebagai kereta wisata. Untuk mendukung rencana itu, PT KAI Divre II Sumbar juga mendatangkan lokomotif diesel BB 3037804 dari Padang sebagai sarana pembantu apabila lokomotif Mak Itam mengalami gangguan atau sedang melakukan perawatan. Sedangkan, kereta yang digunakan yaitu kereta I20301 yang merupakan kereta klasik dengan dinding kayu, yang menambah nuansa heritage di KA wisata tersebut.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.