Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Desa Kembangkuning, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali di lereng Gunung Merbabu, meluncurkan program Kampung Edukasi Durensari untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat pada 6 Juli 2023. AirNav Indonesia turut berperan serta dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di wilayah Dukuh Durensari, Desa Kembangkuning, untuk membangun beberapa fasilitas, seperti Griya Kaweruh, Griya Unggah Ungguh, Griya Pelerenan, dan Griya Serawung, kata manajer umum AirNav Indonesia cabang Yogyakarta, Zainal Arifin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) di Kampung Durensari Kembangkuning bertujuan memberikan manfaat kepada masyarakat di lingkungannya sekaligus menciptakan budaya mempertahankan dan mengenalkan adat istiadat yang selama ini dijunjung tinggi sebagai budaya Jawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Selain mempertahankan adat istiadat, tujuan TJSL AirNav Indonesia juga sekaligus memperkenalkan generasi muda mengenai bagaimana cara hidup para pendahulu kita, seperti tata cara pergaulan, cara menggunakan peralatan kerja atau alat mencari nafkah nenek moyang. Mungkin generasi muda tidak merasakan apa yang dirasakan oleh para orang tua zaman dulu," papar Zainal.
Tingkatkan perekonomian
Dengan adanya Griya Kaweruh, masyarakat bisa dikenalkan bagaimana perkembangan desa hingga seperti sekarang. Desa Kembangkuning salah satu kampung binaan AirNav Indonesia yang sudah berjalan cukup lama. Kerja sama melalui TJSL di antaranya budidaya kambing, bantuan pembangunan masjid, penanaman pohon durian dan sengon.
Pada 2023, ada pembangunan museum mini (Griya Kaweruh), Griya Palerenen, dan Griya Unggah Ungguh. Progran TJSL AirNav Indonesia 2023 mengalokasikan anggaran sekitar Rp 190 juta untuk kegiatan di Desa Kembangkuning. TJSL diharapkan bisa mentimulasi warga Desa Kembangkuning untuk dapat tumbuh dan berkembang sehingga meningkatkan kehidupan dan perekonomian warga setempat.
"Mudah-mudahan apa yang menjadi program TJSL AirNav ini dapat dikembangkan lagi lebih lanjut oleh pemerintah desa atau kecamatan atau kabupaten di Boyolali sehingga kami berharap masyarakat bisa mandiri dan meningkatkan perekonomian. Kenapa hal ini penting? Karena berdasarkan pengalaman pengunjung di beberapa lokasi atau desa wisata biasanya yang menarik adalah pengalaman," jelasnya.
Jika orang mendatangi suatu tempat, pengalaman yang tidak terlupakan menjadi daya tarik untuk datang kembali karena nyaman sehingga mereka akan menyebarkan pengalaman itu kepada saudara-saudara atau kerabat lain untuk datang. Dengan didatangi wisatawan kelak akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
"Tujuannya untuk memberdayakan masyarakat dan memperkenalkan khalayak yang lebih luas di kampung ini, ada objek wisata yang bisa dijadikan destinasi baru, tidak hanya wilayah yang selama ini sudah dikenal. Kalau liburan ke Bali biayanya mahal, mereka bisa berkunjung ke kampung dan cukup dekat di wilayah Boyolali ini," kata Zainal.
Pilihan Editor: 5 Oleh-oleh Khas Boyolali dari Olahan Sapi