Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

hiburan

Mengunjungi Gedung Biru, Istana Korea Selatan yang Terlarang selama 74 Tahun

Gedung Biru, yang dulunya kantor Presiden Korea Selatan, memiliki arsitektur tradisional Korea dengan beberapa elemen modern.

13 Juni 2022 | 16.12 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Istana Kepresidenan Korea Selatan, yang biasa disebut Cheong Wa Dae (Blue House atau Gedung Biru), dibuka untuk publik mulai 10 Mei 2022. Terletak di belakang istana Gyeongbokgung, kawasan Jongno, Seoul, bangunan itu terlarang untuk umum selama 74 tahun dan selalu dijaga ketat petugas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Presiden Korea Selatan yang baru, Yoon Seok-yeol, memindahkan istana dan kantor presiden ke bekas gedung Kementerian Pertahanan di Distrik Yongsan, Seoul, berjarak 5 kilometer dari Gedung Biru. Gedung Biru memiliki arsitektur tradisional Korea dengan beberapa elemen modern. Ciri khas Gedung Biru adalah atap berwarna biru dengan bentuk melengkung dan didesain dengan elegan serta berhias Gunung Bugaksan sebagai latar belakangnya.

Butuh 150 ribu genting untuk menyusun atap Gedung Biru. Masing-masing genting dipanggang secara terpisah sehingga kuat digunakan selama ratusan tahun.

Antrean menuju bangunan utama di kompleks Gedung Biru, Seoul, Korea Selatan (Antara/Desca Lidya Natalia)

Gedung Biru terdiri dari kantor utama, kediaman resmi, Yeongbingwan (tempat konferensi besar dan acara resmi bagi tamu asing), Chunchugwan (tempat konferensi pers), Nokjiwon (taman kepresidenan dengan 120 jenis pohon), Sangchunjae (rumah musim semi), paviliun Chimnyugak, paviliun Ounjeong dan kuil. Di belakang Gedung Biru juga masih ada jalur "hiking" yang langsung menuju ke Gunung Bugaksan dan juga dibuka untuk umum.

Kediaman resmi presiden yang ada dalam kompleks Gedung Biru adalah bangunan tradisional Korea berbentuk L. Di bangunan itu ada sejumlah ruang pertemuan, "make up room" hingga kamar tidur presiden.

Ada juga ruang keluarga, ruang ganti dan kamar mandi yang dilengkapi sauna. Di bagian dapur, ada "chandelier" besar tergantung.

Sementara gedung utama kompleks Gedung Biru adalah tempat presiden Korea Selatan bertemu dengan tamu-tamunya dan menggelar berbagai rapat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menyusuri lorong utama, ada Ruang Hwang yang dilengkapi dengan karpet merah dan "chandeliers" (lampu gantung). Selanjutnya ada ruang Mugunghwa yaitu kantor ibu negara yang berada di sisi kiri lantai pertama. Di ruang itu juga terpasang foto-foto ibu negara sebelumnya.

Di lantai dua, ada kantor presiden dan ruang resepsi. Di belakang kerja presiden terdapat dekorasi bunga mawar dan phoenix emas. Tangga besar yang ditutupi karpet merah terang menuju kantor presiden kerap menjadi latar tempat drama-drama Korea dengan genre politik.

Saat Antara mengunjungi Gedung Biru pada awal Juni 2022 lalu, ada seorang polisi turis wanita bernama Lee yang mampu memberikan pelayanan dalam bahasa Inggris. Secara kebetulan ia juga bisa berbahasa Indonesia.

"Saya pernah tinggal di Indonesia selama 10 tahun, saya senang sekali bisa bertemu orang Indonesia sehingga bisa berbahasa Indonesia," kata Lee di kompleks Gedung Biru.

Lee bersama tiga orang rekannya mengenakan seragam putih yang mencolok di tengah kerumunan wisatawan. Mereka pun ramah menjawab berbagai pertanyaan.

Pemerintah Korsel menamakan bangunan tersebut sebagai Gedung Biru pada Agustus 1960 sebagai upaya untuk meredam sentimen negatif dari rakyat terhadap kediaman pemerintah sebelumnya yang dicurangi dalam pemilihan. Atap biru melambangkan perdamaian dan pemberontakan yang demokratis pada 1960.

Gedung Biru juga mengalami banyak perubahan selama bertahun-tahun. Dulunya, kompleks seluas 250 ribu meter persegi atau 62 hektare itu merupakan situs taman kerajaan hingga tahun keempat pemerintahan Raja Taejo (memerintah 1392-1398).

Setelah Kekaisaran Jepang datang ke Korea, gubernur jenderal Jepang pada Juli 1939 membangun kediaman resmi di lokasi itu untuk ditinggali maupun berkantor semasa pemerintahan kolonial Jepang menguasai Semenanjung Korea.

Setelah Korea dibebaskan dari Jepang pada 1945, komandan militer Amerika Serikat kemudian menduduki tempat itu. Selanjutnya sejak 1948, bangunan itu menjadi kantor kepresidenan dan kediaman resmi Presiden Korea Selatan.

Gedung Biru saat ini dibuka untuk kunjungan maksimal 39 ribu orang per hari. Masyarakat yang ingin datang ke Gedung Biru dapat mendaftar melalui aplikasi Kakao, Naver atau Toss.

ANTARA

Baca juga: Gedung Biru Istana Kepresidenan Korea Selatan Dibuka untuk Umum, Mau Berkunjung?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus