Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Menparekraf Ingin Kembangkan Wisata Megalitikum: Potensinya Sangat Besar

Menparekraf membentuk strategi khusus untuk mengembangkan wisata megalitikum yang dinilai memiliki potensi daya tarik minat wisatawan sangat besar.

4 Juli 2023 | 10.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wisatawan mengunjungi teras bawah situs megalitik Gunung Padang, Desa Karyamukti, Cianjur, 17 September 2014. Saat ini, wisatawan hanya diperkenankan mengunjungi teras punden berundak paling bawah. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Wisata megalitikum merupakan kawasan yang menyimpan peninggalan-peninggalan dengan nilai sejarah tinggi. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno membentuk strategi khusus untuk mengembangkan wisata megalitikum Tanah Air yang dinilainya memiliki potensi daya tarik minat wisatawan yang besar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Situs-situs megalitikum ini adalah warisan budaya masa lalu yang memiliki potensi yang sangat besar dan saya sudah melihat di beberapa tempat bisa menjadi obyek wisata warisan budaya,” kata Sandiaga.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sandi mengatakan beberapa lokasi seperti perkampungan megalitikum di Flores, Gunung Padang di Cianjur, dan Pokekea di Taman Nasional Lore Lindu akan menjadi wisata megalitikum potensial tinggi selain Kubur Batu. Salah satu strategi untuk mengembangkan situs-situs peninggalan tersebut adalah dengan storynomics tourism, sebuah pendekatan pariwisata yang mengedepankan narasi, konten kreatif, serta kultur hidup menggunakan kekuatan budaya sebagai darah daging destinasi wisata.

“Jadi, kami strateginya adalah mengemas sumber daya situs obyek ini dengan sebuah cerita, storynomics, yang terdiversifikasi dari satu destinasi ke destinasi lainnya dan memiliki diferensiasi sehingga penempatan dari produk wisata budayanya ini bisa kita arahkan ke target pasar yang tepat,” paparnya.

Rumah adat peninggalan zaman megalitikum di Desa Besoa, Lembah Napu, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. TEMPO/Fahmi Ali

Dukungan ekosistem wisata lain
Menparekraf juga menyebut pengemasan wisata megalitikum harus diperkuat pembentukan ekosistem wisata lain yang terkait, seperti desa wisata dan taman bumi (geopark) yang ada di sekitar situs peninggalan. Pendekatan berbasis konservasi dan pembangunan infrastruktur masa depan yang berkelanjutan juga akan diutamakan sehingga tetap selaras dan tak merusak alam.

Pembangunan berkelanjutan ini juga menjadi daya tarik minat wisatawan yang kini lebih condong pada kepedulian lingkungan. Selain bantuan promosi yang masif dari pemerintah, Sandi menjelaskan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang terkait dengan pariwisata juga menjadi kunci kesuksesan sebuah obyek wisata. Pendampingan dan pelatihan mulai dari masyarakat desa wisata, para pemandu, hingga pengelola destinasi wisata akan terus dilakukan.

“Tentunya ada wisata alam yang sangat indah dan masyarakatnya yang sangat ramah. Masyarakat desa ikut memelihara, memastikan bahwa situs-situs megalitikum ini akan tetap ada untuk ratusan, ribuan, mungkin jutaan tahun ke depan,” tandasnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus