Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta -Nama Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) masih diperbincangkan. Para pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Daerah Istimewa Yogyakarta mengusulkan nama yang lebih spesifik.
Baca: Naik Kereta ke Yogyakarta International Airport Diskon 50 Persen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada sejumlah usulan nama yang sudah muncul. Nama-nama itu tidak lepas dari sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta. Yang sudah mengemuka di antaranya adalah Mangkubumi, Ki Ageng Serang, Sultan Agung dan Mataram.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Nama-nama ini masih usulan. Akan kami usulkan ke Gubernur. Karena Gubernur yang punya wewenang untuk memberikan nama bandara,” kata Ketua Komisi D DPRD Daerah Istimewa Yogyakarta, Koeswanto saat melakukan kunjungan ke YIA, Selasa, 7 Mei 2019.
YIA, kata dia, merupakan kode bandara. Seperti halnya Bandar Udara Soekarno-Hatta dengan kode CGK. Begitu pula Bandar Udara Adisutjipto dengan kode JOG. “Kami ingin nama yang spesifik untuk bandara baru ini,” kata Koeswanto.
Ia menyebut, bandara-bandara di Indonesia juga menggunakan nama-nama yang lebih spesifik melekat dengan daerah di mana bandara itu berada. Begitu pula bandara di luar negeri juga menggunakan nama yang melekat dan spesifik.
Dalam kunjungan kerja ini komisi D memantau dan melihat sejumlah fasilitas bandara YIA. Seperti konter check in, konter masuk dan pemeriksaan penumpang, dan ruang tunggu penumpang.
Direktur Marketing AP1 Devy W Suradji menjelaskan pemberian nama YIA merupakan kesepakatan antara Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kementerian Perhubungan.
Sekretaris Daerah (Sekda) Daerah Istimewa Yogyakarta Gatot Saptadi mengatakan Sri Sultan Hamengku Buwono X memerintahkan tidak menggunakan nama raja Yogyakarta atau leluhurnya untuk bandara baru di Kulon Progo.
Artikel lain: Yogyakarta International Airport Dekat Pantai Selatan, Amankah?
"YIA itu kode seperti bandara CGK (Cengkareng). Atau Bandara DPS di Denpasar Bali. Ini sudah kesepakatan bersama," kata Gatot.
MUH SYAIFULLAH