Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Pariwisata menjadi salah satu sektor usaha yang terjepit selama pandemi Covid-19. Pelaku usaha pariwisata beserta keluarganya merasakan dampak yang signifikan terhadap pendapatan dan pemenuhan kebutuhan pokok mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Anak-anak yang orang tuanya bekerja di bidang pariwisata turut menjerit karena menjadi korban usaha orang tua yang macet total. Kondisi ini dialami Ahmad Fadel, seorang mahasiswa tingkat akhir Jurusan Ilmu Hadist, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Dia adalah anak seorang pedagang gulai dan sate di Yogyakarta.
"Warung bapak sampai sekarang belum buka lagi sejak PPKM. Jadi sama sekali tidak ada pemasukan buat keluarga, termasuk untuk biaya kuliah," kata mahasiswa semester delapan ini pada Sabtu, 31 Juli 2021. Warung gulai dan sate ayahnya selama ini mengandalkan pemasukan dari kunjungan wisatawan dan aktivitas pendidikan di Yogyakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kendati dalam masa PPKM bidang kuliner bisa beroperasi, namun pembatasan makan dan minum di tempat serta durasinya membuat orang tua Fadel memilih tutup daripada merugi tak ada pembeli. "Saat ini pengeluaran kami lebih banyak untuk kebutuhan sehari-hari. Entah sampai kapan warung akan tutup," ujarnya.
Fadel saat ini tengah menyelesaikan skripsi. Meski perkuliahan berlangsung virtual, terkadang dia harus berkonsultasi langsung dengan dosen pembimbingnya. Kondisi warung yang tutup, orang tua tidak punya pemasukan, skripsi harus segera rampung, membuat Fadel dilematis. Tetapi dia pantang menyerah.
"Ini situasi yang sulit untuk kami yang masih bergantung pada penghasilan orang tua," kata pemuda yang bercita-cita menjadi dosen ini. Fadel kemudian mencoba mengajukan bantuan beasiswa kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang menggelar program beasiswa untuk anak pedagang kecil bersama Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Preneur.
"Ternyata doa saya terkabul. Saya termasuk salah seorang yang mendapat beasiswa itu," kata Fadel. "Dalam situasi pandemi seperti ini, pasti banyak yang sangat membutuhkan. Semoga lebih banyak yang mendapatkan bantuan ini."
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, bantuan ini merupakan kesempatan agar anak-anak mendapatkan pendidikan terbaik untuk masa depannya. "Saya berharap bantuan ini dapat meringankan beban orang tua, para pedagang kecil yang terdampak pandemi. Menyelamatkan ekonomi dan lapangan kerja, memberi semangat untuk tetap optimis," ujar Sandiaga dalam keterangan tertulis Sabtu, 31 Juli 2021.
Kategori penerima yang layak mendapat bantuan ini adalah anak pedagang kaki lima, belum terjangkau bantuan, dan terdampak kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM. Satu lagi ketentuannya adalah masih aktif belajar secara virtual di masa pandemi Covid-19.
#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker #DiamdiRumah
Baca juga:
Malioboro Yogyakarta Buka Bukan Buat Wisatawan, PKL Sisi Timur Barat Beda Haluan