Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Festival Kendaraan Hias di Kota Malang konsisten terus dilaksanakan dalam lima tahun terakhir. Acara ini merupakan agenda tahun Kota Malang. Perhelatan ini digelar pada 25 Agustus 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan festival kendaraan hias menjadi agenda tahunan. Kini, memasuki tahun ke lima, sayangnya perhelatan 2019 ini merupakan yang terakhir. Sebagai gantinya, bakal dihelat Festival Kayutangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Fetival kendaraan hias dihentikan lantaran banyak daerah lain yang menggelar kegiatan yang sama. Selanjutnya, event kegiatan seni dan budaya bakal dipusatkan di sepanjang kawasan Kayutangan," ujar Ida Ayu.
Kawasan Kayutangan yang menjadi kampung heritage ini dianggap menjadi destinasi penting. Lantaran bangunan, seni dan sejarah melebur jadi satu. Mengisahkan sejarah kota Malang. "Festival Kayutangan akan menjadi agenda unggulan," katanya.
Sebanyak 117 kendaraan hias mewarnai jalan utama Kota Malang, mulai depan Balai Kota sampai ke Perpustakaan Kota Malang sejauh tiga kilometer. Peserta festival terdiri dari berbagai institusi, kelurahan dan kelompok masyarakat mengikuti festival.
Mereka mendekorasi kendaraan dengan bunga, kertas, ornamen berbahan styrofoam dan plastik daur ulang. Menggunakan unsur bunga, katanya, diharapkan mengembalikan memori kolektif masyarakat yang mengenal Malang sebagai kota bunga.
Mereka beradu inovasi dan kreativitas. Termasuk memadukan dengan seni tradisi. Seperti tari topeng, jaranan dan Sakerah. Mereka juga mengenakan pakaian berbahan plastik daur ulang.
Kota Malang terus berinovasi untuk menarik lebih banyak wisatawan. Terutama wisatawan mancanegara. Sejauh ini, jumlah wisatawan terus melonjak. Sepanjang 2018 naik sekitar dua persen. Pada 2018 jumlah kunjungan wisatawan mancangara mencapai 15 ribu sedangkan wisatawan domestik sekitar 5 juta per tahun.
Instansi pemerintah meramaikan Festival Kendaraan Hias. TEMPO/Eko Widianto
Wisatawan domestik lebih banyak berkunjung ke kampung tematik. Seperti kampung warna-warni dan kampung tridi. Sehingga perkampungan di Malang menjadi destinasi menarik bagi wisatawan mancanegara. "Mereka menyukai city tour. Kemudian melanjutkan ke Bromo," katanya. EKO WIDIANTO