Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Mataram - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat terus berupaya untuk memperbaiki kualitas wisata di wilayahnya. Salah satunya dilakukan lewat penataan kawasan wisata Taman Narmada demi meningkatkan kapasitas dan kualitas atraksi wisata di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Harapan kami adalah agar masyarakat semakin terpuaskan dengan atraksi-atraksi yang tersedia dan fasilitas-fasilitas tersedia di Taman Narmada,” kata Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat Saepul Akhkam, Rabu, 4 Agustus 2021.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam kegiatan penataan kawasan wisata Taman Narmada, ada enam pekerjaan yang akan dikerjakan. Pekerjaan itu terdiri dari penataan kawasan Taman Narmada, penataan landscape, pembangunan panggung kesenian, tempat ibadah, jalan dalam kawasan dan lampu taman tenaga surya.
Destinasi wisata Taman Narmada di Desa Lembuak, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat atau NTB. Dok. Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Barat, NTB.
Saepul mengatakan pekerjaan penataan itu dianggarkan sebesar Rp 2,7 miliar yang sumber dananya berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif tahun 2021. "Pekerjaan ini tidak akan merubah keaslian dari peninggalan sejarah di kawasan Taman Narmada," ujarnya.
Ya, Taman Narmada merupakan salah satu objek wisata di Kabupaten Lombok Barat yang menyimpan sejarah. Kawasan yang dikenal sebagai duplikat Danau Segara Anak di Gunung Rinjani itu merupakan istana musim kemarau sewaktu dinasti Kerajaan Karangasem Bali berkuasa di Lombok.
Jika musim kemarau, Raja Kerajaan Karangasem Anak Agung Gde Ngurah Karang Asem meninggalkan Puri Ukir Kawi di Cakranegara untuk beristirahat di Taman Narmada. Kepala Museum Negeri Nusa Tenggara Barat Bunyamin mengatakan kawasan itu memang berfungsi sebagai tempat peristirahatan dan pemujaan. ''Karena di dalamnya terdapat bangunan pura,'' uajrnya.
Kawasan Taman Narmada itu diperkirakan dibangun sesudah 1834 atau sebelum 1894, sebelum zaman kolonial Belanda datang. Luas lahannya 60.250 meter persegi yang terbagi menjadi dua kelompok.
Di kawasan timur Taman Narmada adalah lokasi sakral yang terdiri dari bangunan pura (Pura Kalasa) dan Kelebutan (tempat mata air Awet Muda). Sedangkan di sebelah barat adalah non sakral mulai dari Bale Mukedas atau Bale Agung Bale Terang, Bale Loji dan Bale Tajuk yang berada di atas Telaga Agung.