Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penduduk lokal Malaga, Spanyol menyuarakan keresahan mereka karena semakin banyak wisatawan mengganggu kehidupan pribadi. Mereka menempelkan stiker di dinding dan pintu tempat penginapan sebagai protes terhadap overtourism.
Malaga telah lama menjadi destinasi populer wisatawan, karena iklimnya yang cerah dan biaya hidup yang relatif rendah. Selain individu, sekitar 630 perusahaan teknologi mendirikan kantor di Malaga. Sebab itu, Malaga kini ramai dikunjungi wisatawan dan digital nomad.
Semakin meningkatnya wisatawan menyebabkan berkurangnya perumahan yang terjangkau. Banyak properti yang disewakan kepada wisatawan secara eksklusif. Biaya sewa pun semakin naik karena akomodasi yang terjangkau semakin berkurang.
Protes warga Malaga
Salah satu penduduk lokal, Dani Drunko, memulai insiatif dengan memasang stiker berisi protes terhadap overtourism. Insiatif ini bermula setelah dia diminta untuk pindah dari rumah yang ditinggali selama satu dekade. Tanpa ada negoisasi harga sewa atau penawaran jual beli kepadanya.
Hal tersebut karena, rumah itu akan disewakan untuk wisatawan oleh pemiliknya. "Saya tinggal di lingkungan Malaga berna,a Fuente Olletas, dan beberapa minggu lalu pemiliknya memberi tahu tidak akan memperbarui kontrak sewa," ujarnya kepada media lokal.
Stiker-stiker protes itu pun menjadi viral. Namun Dani mengklarifikasi bahwa dia tidak memusuhi wisatawan. Hanya saja dia ingin kejelasan tentang peraturan perumahan.
“Kami ingin menekankan bahwa kami tidak memiliki niat buruk terhadap wisatawan atau pariwisata, namun kami menentang penggusuran dari rumah kami untuk menampung apartemen wisata. Selain itu, kami kecewa dengan kurangnya tindakan dari balai kota, yang bertanggung jawab kepada semua orang. Warga Malaga,” tambahnya.
Politisi lokal Dani Pérez juga memprotes overtourism melalui akun media sosial X. Dia menuduh walikota Paco de la Torre tidak berpihak kepada penduduk setempat dan mengusir mereka dari tanah kelahirannya.
“Anda berjalan-jalan di Málaga dan secara praktis tidak mungkin menemukan bangunan tempat tinggal yang tidak memiliki loker [untuk persewaan wisata],” tulisnya.
Overtourism di Eropa
Selain Malaga, beberapa kawasan di Spanyol mulai menentang overtourism. Misalnya grafiti yang meminta wisatawan untuk pulang juga bermunculan di Kepulauan Canary, Spanyol dan Gran Canaria. Pulau Tenerife baru-baru ini kehabisan air karena beberapa kawasan wisata di sana menggunakan air hingga enam kali lebih banyak dibandingkan kawasan pemukiman.
Tidak hanya Spanyol, beberapa negara juga mulai menghadapi masalah overtourism. Ada yang mengatasinya dengan menerapkan pajak turis seperti di Amsterdam dan larangan kapal pesiar bersandar di Venesia.
EURONEWS | TIME OF INDIA
Pilihan editor: Sejumlah Tempat Wisata Dunia Ini Sebaiknya Tak Dikunjungi pada 2023
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini