Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hiburan

Pesan Lakon Babad Alas Mertani di HUT Yogyakarta ke-246

Ada alasan di balik dipilihnya lakon babad Alas Mertani dalam pementasan puncak HUT Yogyakarta ke-246.

22 Oktober 2020 | 20.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Yogyakarta- Puncak perhelatan hari ulang tahun (HUT) Kota Yogyakarta ke-264 ditutup lewat perhelatan Wayang Jogja Night Carnival secara virtual pada Rabu petang, 21 Oktober 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ribuan pengguna internet terpantau menyaksikan perhelatan bertema ‘Tan Mingkuh Tumapak Ing Jaman Anyar’ yang disiarkan secara streaming melalui saluran Youtube dan media sosial Pemerintah Kota Yogyakarta itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sejumlah seniman lokal unjuk gigi untuk memeriahkan acara itu seperti Ki Seno Nugroho, Tri Suaka, Dimas Tejo, Srundeng Angkringan, Sothil Angkringan, Trinil Angkringan, Michela Thea, Putri Manjo dan Avie Koesnadi.

Pementasan Wayang Jogja Night Carnival tahun ini mengambil lakon Babad Alas Mertani. Lakon ini dipilih untuk mengangkat kondisi yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Berkisah tentang para satria Pandawa yang dihadapkan dengan tempat, kondisi, dan keadaan baru, yaitu Alas Mertani.

“Alas Mertani merupakan hutan lebat tempat para binatang buas dan bangsa jin bersemayan. Alas Mertani yang juga terkenal dengan bahaya dan keangkerannya menjadi tantangan yang berat bagi Pandawa,” ujar Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Maryustion Tonang.

Perjuangan dan kekompakan Pandawa melawan gangguan musuh yang tidak bisa mereka lihat dan ketahui itu yang diharapkan menjadi teladan.

Semangat Tan Mingkuh (pantang menyerah) satria Pandawa dalam memerangi musuh, juga Pandawa yang tumapak (memahami situasi) Alas Mertani serta gandeng gendong (semangat kerjasama) dalam melengkapi kekurangan masing-masing itu relevan dengan yang dihadapi bangsa di masa Covid-19 sekarang.

“Kami harap lakon ini bisa menjadi refleksi yang aktual. Terutama dalam menghadapi situasi dan kondisi pandemi Covid-19,” kata Maryustion.

Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengatakan tema lewat tagline ‘Tan Mingkuh Tumapak Ing Jaman Anyar’ tidak hanya relevan digunakan untuk tahun ini saja saat bangsa menghadapi pandemi, namun akan relevan sampai kapanpun.

Dari tema itu, ia mengajak masyarakat, khususnya di Yogya, tetap penuh semangat menapaki adaptasi kebiasaan baru. "Kami dari Pemerintah Kota Yogyakarta juga meminta jangan pernah lelah dan terus semangat memberikan pelayanan kepada masyarakat di tengah pandemi sekalipun,” ujarnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus