Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bepergian dengan pesawat menjadi pilihan banyak orang karena dianggap lebih efektif dan efisien. Meski begitu kadang muncul kejadian tak teduga yang mengganggu penerbangan. Mulai dari jadwal, kendala teknis, turbulensi dan lainnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seperti yang dialami penumpang Scandinavian Airlines atau SAS dalam penerbangan menuju Spanyol baru-baru ini. Di mana seorang penumpang mengalami kejadian mengejutkan yang kurang menyengangkan dalam penerbangan pada Rabu, 18 September 2024. Saat penumpang itu membuka makanan yang disediakan maskapai, tiba-tiba seekor tikus hidup lompat dan keluar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu penumpang di dalamnya, Jarle Borrestad, menceritakan insiden itu melalui unggahan di media sosialnya. "Percaya atau tidak. Seorang wanita di sebelah saya di SAS membuka makanan dan keluarlah seekor tikus. Sekarang kami telah berbalik dan mendarat di CPH [Bandara Kopenhagen] untuk perubahan penerbangan," tulisnya dalam unggahan di Facebook.
Peristiwa tersebut menyebabkan pesawat melakukan pendaratan darurat. Juru bicara Scandinavian Airlines, Oystein Schmidt mengatakan hewan pengerat tersebut menimbulkan risiko keselamatan bagi para pelancong, yang terbang dari Oslo, Norwegia, ke Malaga, Spanyol. Sebab itu, pesawat dialihkan ke Kopenhagen, dan melanjutkan perjalanan ke tujuan awal mereka di Malaga dengan pesawat yang berbeda.
Schmidt mengatakan insiden munculnya tikus dalam penerbangan adalah peristiwa yang sangat jarang terjadi. "Kami telah menetapkan prosedur untuk situasi seperti itu, yang juga mencakup peninjauan dengan pemasok kami untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi,” ujarnya.
Menurut sebuah artikel di situs Aircraft Owners and Pilots Association atau AOPA, kalau melihat tikus di hanggar, sebaiknya segera melaporkan kepada pihak terkait. Sebab tikus dapat mengunyah kabel listrik di pesawat. Kabel yang terkunyah sebagian, yang lebih sulit dideteksi, dapat menyebabkan korsleting dan menimbulkan risiko kebakaran.
AOPA menambahkan tikus ada di pesawat terbang bukan hanya sebagai rumah tapi juga kamar mandi. Jadi keberadaan tikus di dalam pesawat lebih dari sekedar menjijikan. Terlebih urine tikus bersifat korosif terhadap logam, dan kotorannya dapat berfungsi sebagai anti-pengering, mempertahankan kelembapan, dan menyebabkan korosi pada air.
PEOPLE | MIRROR