Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengumumkan hasil logo IKN Nusantara berdasarkan hasil sayembara yang dimenangkan oleh desain bertema pohon hayat atau pohon kehidupan, pada 30 Mei 2023. Logo terpilih ini dengan perolehan voters sebanyak 133.069 atau sekitar 26,6 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Logo yang terpilih tersebut didesain oleh Aulia Akbar, salah satu pendiri rumah desain POT Branding House. Adapun, ciri dari logo tersebut memiliki lima akar di bagian bawah yang mewakili Pancasila, tujuh batang di bagian tengah mewakili tujuh pulau besar dalam Indonesia, dan bunga 17 kelopak di bagian atas mewakili tanggal kemerdekaan Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir Antaranews, Presiden Jokowi berharap logo bertema pohon hayat tersebut akan menginspirasi IKN Nusantara untuk menciptakan tempat kehidupan baru dan simbol kehidupan bagi masyarakat Indonesia pada masa depan.
Logo tersebut juga mempunyai filosofi, yaitu menumbuhkan rasa bangga dengan jati diri bangsa sebagai negara besar, bangsa besar, bangsa majemuk, dan menggugah kesadaran masyarakat untuk menjaga alam, lingkungan, serta ekosistem. Logo yang terpilih ini pun dinilai dapat mempererat usaha bersama untuk berkontribusi dalam percepatan pembangunan IKN Nusantara.
Pohon Hayat
Pohon hayat atau pohon kalpataru memiliki arti sebagai pohon yang dapat mengabulkan segala keinginan manusia bagi pemujanya. Penjelasan tentang pohon ini sudah ada di dalam manuskrip Jawa Kuno, yaitu Kitab Kakawin Ramayana, Kitab Negarakertagama, dan Kuncarakarna Dharmakathana serta prasasti, yaitu Prasasti Yupa di Kalimantan Timur, Prasasti Puhsarang, Kubur Panjang, dan Prasasti Timang.
Bahkan, sumber lain yang menunjukkan gambaran pohon ini terdapat pada relief candi, antara lain Candi Prambanan, Candi Plaosan, dan Candi Mendut. Terkadang, relief pohon hayat dalam candi-candi tersebut menunjukkan sebuah rangkaian cerita tertentu dan menjadi hiasan ornamental.
Berdasarkan mitologi, pohon hayat mempunyai ciri-ciri, yaitu daunnya selalu berwarna hijau, berbunga indah yang harum, berbuah penuh dengan berbagai ratna mutu manikam, serta memiliki ratusan rantai emas dan mutiara di dahannya. Pohon ini diyakini sebagai pohon yang kesuciannya selalu terjaga oleh binatang sekitarnya.
Mengacu journal.uny.ac.id, kepercayaan terhadap pohon hayat muncul pada masa prasejarah yang berhubungan dengan animisme dan dinamisme. Kala itu, masyarakat meyakini ada beberapa pohon yang memiliki kekuatan gaib sehingga menjadi sumber hidup dan mampu mengabulkan segala permohonan manusia. Agama Hindu dan Buddha ketika itu meyakini pohon hayat memiliki kekuatan gaib tersebut.
Pada agama Buddha, pohon hayat dikenal dengan nama pohon bodhi yang berhubungan dengan pencerahan Pangeran Siddharta Gautama. Lalu, setelah agama Buddha masuk Indonesia, nama pohon tersebut dihubungkan dengan pohon waringin yang keduanya termasuk dalam jenis ficus religius. Sementara itu, dalam agama Hindu, pohon ini dikenal dengan nama kalpataru yang memiliki arti sama dengan pohon waringin sebagai pohon pengabul keinginan.
Sampai sekarang, mitos tentang kesaktian pohon hayat masih diyakini oleh sebagian besar penduduk Pulau Karimunjawa. Pohon ini diyakini dapat menyembuhkan penyakit perut atau sebagai penawar dari gigitan ular berbisa. Bahkan, pohon yang sekarang terpilih menjadi logo IKN juga diyakini sebagai jimat untuk melindungi diri dari berbagai kejahatan manusia dan penolak roh-roh jahat.
Pilihan Editor: Cerita di Balik Pembuatan Logo IKN Pohon Hayat
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.