Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kuta -Pongki Barata telah satu dasawarsa sebagai pemain gitar bass dalam grup musik The Dance Company. "Saya beruntung ada di fase itu," kata Pongki di Kuta, Senin, 17 Desember 2018.
Pongki tak pernah menyangka menyambung hidup sebagai musikus. Bukan sebagai vokalis namun bermain gitar bass dalam format band. "Bass instrumen yang enggak saya pikir-pikir kok bisa sepuluh tahun, itu kan gila," tuturnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bagi Pongki, The Dance Company, menjadi tempat yang nyaman untuk berkecimpung sebagai musikus. Sebelum bergabung dalam The Dance Company, Pongki adalah vokalis grup musik Jikustik.
Menurut dia, ada perbedaan dalam perjalanan karier bermusik antara Jikustik dan The Dance Company. "Jikustik awal saya berkarir secara profesional. The Dance Company buah kematangan," ujarnya.Pongki Barata saat sesi foto di Kuta, Senin, 17 Desember 2018. (TEMPO/BRAM SETIAWAN)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setelah hengkang dari Jikustik, imajinasi Pongki tersentuh menggagas konsep grup musik yang kelak menjadi The Dance Company.
"Sebuah konsep yang kalau jadi syukur. Kalau enggak, juga enggak apa-apa," katanya. Tetapi kenyataan membawa keberuntungan untuk The Dance Company saat baru berdiri. "Belum rilis album. itu job setiap hari. Kami mikir ini bubar enggak ya, oh diterusinlah," ujarnya sambil tersenyum.
Baca: Rayakan Natal di Bali, Pongki Barata Temani Istri Bikin Kue
Sampai sekarang The Dance Company telah memiliki tiga album, yaitu The Dance Company (2009), Anak Indonesia (2010), dan Happy Together (2014). Saat ini The Dance Company masih eksis meski jarang muncul di televisi. "Tidak semua (tawaran televisi) kami ambil, karena harus yang cocok," kata Pongki.