Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Perjalanan

Promosi Salju, Tanpa Tulip

Perusahaan penerbangan klm bekerjasama dengan biro pariwisata negeri belanda berusaha menarik minat turis dari luar eropa datang ke belanda pada musim dingin. cara bepergian & menginap yang murah. (pws)

27 Maret 1976 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wartawan TEMPO G.Y. Adicondro di Negeri Belanda tiga minggu yang lalu 'ditahan' oleh VVV (Biro Pariwisata Negeri Belanda). Di musim dingin yang berakhir bulan ini, VVV yang antara lain bekerjasama dengan KLM berusaha merem merosotnya arus turis dengan paket khusus seharga US $ 85, khusus buat tamu-tamu dari luar daratan Eropa. Tentang paket dan kesan-kesannya selama di sana dilaporkannya herikut ini: DI musim dingin siapa yang ingin berlibur ke Negeri Belanda? Terang bukan orang Eropa, atau Amerika Utara yang beriklim sama. Di saat belahan bumi sebelah utara diselimuti salju (temperatur anjlok sampai 15 garis di bawah nol) mereka justru pergi mencari matahari di jazirah Iberia (Spanyol & Portugal) atau ke negeri-negeri Arab di pantai utara Afrika. Malah ada juga yang mau terbang belasan jam menyeberangi lautan Atlantik ke kawasan Karibia dan negeri-negeri lain di Amerika Latin. Itu sebabnya KlM secara khusus mengundang turis dari luar daratan Eropa, ke Negeri Belanda dengan tawaran acara pariwisata musim dingin yang diorganisir oleh VVV. Acara musim dingin yang pada mulanya hanya sehari itu disebut Day-on-the-House. Setelah itu sukses, ditingkatkan menjadi Stay-on-the-House. Paket pariwisata yang harganya US$ 85 itu dalam rangka promosi diberikan cuma-cuma sebagai "paspor bebas untuk memasuki tiga dunia Belanda". Disebut begitu, karena dengan satu buku kupon VVV, turis asing boleh menikmati hotel gratis semalam di Amsterdam, Rotterdam atau Den Haag. Boleh juga meminjam mobil sehari dari beberapa maskapai penyewa mobil. Boleh makan siang dengan korting di restoran-restoran tertentu. Minum bir tanpa bayar di beberapa klab malam dan restoran. Juga makan ikan haring dan pofferqes (onde-onde Belanda). Keluar masuk musium di tiga kota terkemuka. menonton panorama dari atas menara televisi Euromast di Rotterdam, keliling pelabuhan Rotterdam dan membeli suvenir keramik dengan korting, serta berlayar keliling kanal-kanal Amsterdam . Dan jangan lupa, mengunjungi sebuah kincir angin kuno yang masih bekerja sambil menghirup udara pedesaan Belanda yang asli. Acara ini boleh dikatakan berhasil. Terbukti arus penumpang KLM ke sana naik dari 15,8 ribu (1974) menjadi 17,7 ribu (1975). Dan itu hanya untuk periode 1 1/2 bulan sejak tanggal 15 Nopember sampai 31 Desember. Sedang acara Stay-on-the-House berlangsung dari tanggal 1 Nopember 1975 sampai 31 Maret 1976. Tentu saja ada hal-hal menarik yang bisa dinikmati di musim semi atau panas. Misalnya pantai Scheveningan dekat Den Haag di mana bagian desa yang kuno masih sanding-menyanding dengan hotel-hotel baru yang menjulang ke langit. Tampak pula es membeku bertumpuk-tumpuk di pantai yang biasanya ramai itu. Begitu pula di danau Ijssel dekat Amsterdam yang makin lama makin menciut karena pengeringan laut yang disulap jadi tanah pertanian (polder) atau keperluan lainnya. Juga Madurodam, itu Taman Mininya Negeri Belanda di musim dingin, tertutup oleh salju. Sedang kebun-kebun tulip, kembang ekspor yang sudah lama digalakkan bak kembang anggrek di sini, pada musim dingin hanya rumah-rumah kacanya yang tampak. Musim dingin tahun ini, pada bulan Desember-Januari lebih dingin dari tahun-tahun sebelumnya. Buat rakyat Belanda, itulah yang dinanti-nantikan setelah hampir 6 tahun tidak dapat main skaats di permukaan sungai dan kolam yang membeku. 4 Pebruari lalu, suhu masih 1ø di bawah nol. Di mana-mana orang sedang mempraktekkan olahraga musim dingin itu yang bertahun-tahun hanya bisa dilakukan di gelanggang es buatan di Den Haag dan Amsterdam. Namun berabe bagi para turis. Selain hawa dinginnya makin menggigit trip dengan perahu motor melalui kanal-kanal di Amsterdam tidak dapat dijalankan karena di mana-mana permukaan air dilapisi es. Baru 3 hari kemudian suhu naik sampai 1ø di atas nol dan es mulai menipis, retak dan mencair di banyak tempat. Maka di penghujung winter itu trip melalui kanal-kanal yang mengasosiasikan Amsterdam dengan Venetia dan Bangkok itu dapat dilaksanakan. Buat turis kelas kambing, rasanya penerangan dari KLM atau VVV agak kurang. Khususnya tentang cara bepergian dan menginap yang semurah mungkin sehingga acara dapat diikuti lebih banyak. Tarif hotel memang tidak semahal hotel-hotel yang kelasnya sama di Jakarta. Tapi buat pemuda dari negeri-negeri tropis sewa kamar atau ranjang sederhana di losmen-losmen pemuda Kristen youth hostel akan jauh lebih murah. Taksi pun sangat mahal di Negeri Belanda dan tidak begitu banyak bersliweran seperti di Jakarta. Apalagi kendaraan jenis ke-empat alat angkutan yang paling ideal untuk menjelajah sampai ke kampung-kampung di Indonesia -- yang sama sekali tak ada di sana. Umumnya orang naik sepeda (sangat populer), sepeda motor, mobil, atau alat angkutan umum seperti bis dan trem (juga sangat populer). Tapi untuk memanfaatkan bis dan tren yang jaringannya bersliweran di seluruh kota para pendatang harus lihat peta dulu dan menghafalkan trayek-trayeknya di halte-halte mana dia harus turun untuk mencegat bis atau trem berikutnya ke tujuan. Alat angkutan inilah yang paling murah dan tidak banyak membuang waktu karena tidak berhenti di satu halte lebih dari 3 menit. Juga tidak terlalu padat. Seperti seluruh roda kehidupan di kota-kota besar Negeri Belanda, alat angkutan umum itu jalannya juga serba zakelijk dan padat otomat. Mereka yang beli karcis borongan seharga 4 1/2 gulden untuk 6 rit, tinggal menyodorkannya setiap kali ke dalam otomat sempel -- yang kalau mau mudah sekali ditipu setelah karcis itu dipakai 6 kali. Kalau mau bepergian antar kota dengan kereta api (potongannya hampir sama seperti yang dibajak di Beilen tempo hari), tidak perlu repot-repot mengantongi bekal dari rumah. Di stasiun cukup menyodorkan uang logam 1 gulden lebih ke dalam otomat lemari kaca. Buat wanita -- agar paha dan betisnya tidak kedinginan karena tidak pakai sepatu lars -- bisa beli kaus kaki dengan cara yang sama di stasiun. Akibatnya, di mana-mana kurang sekali petugas tempat bertanya. Seluruh jadwal perjalanan terpampang di papan-papan pengumuman dan ditaati sampai ke menit-menitnya (kecuali kalau ada gangguan di luar dugaan). Semua keterangan itu sebaiknya disimak sampai ke huruf-hurufnya. Kalau tidak, para pelancong dari Timur bisa dongkol sendiri kalau hanya mendapat jawaban sekenanya, atau tidak tahu, tuan" dari orang-orang yang lalu-lalang seperti dikejar setan. Itu tak berarti keramah-tamahan menghadapi tamu-tamu asing tidak ada pada orang Belanda. Terutama di kalangan generasi tua. Hanya saja, mereka yang belajar bahasa Belanda sekolahan di Indonesia, sering kali terpaksa pasang kuping dengan seksama buat menyimak logat orang-orang Belanda yang juga berbeda-beda menurut daerah asalnya. Namun dengan peta perjalanan yang komplit dan keterangan petugas-petugas VVV yang punya kantor di setiap kota besar dan kecil -- anda akan tertolong. Sebab di musim dingin begini betul-betul tidak enak kesasar lalu jalan kaki mengelilingi blok-blok gedung jangkung yang hampir mirip semuanya (lantaran angin dingin yang menggigit tulang sumsum) kendati mentari bersinar terang. Belum lagi kalau gerimis salju basah dan di malam hari angin dingin lebih "sadis". Kendati musim dingin menyapu bersih segala yang hijau (kecuali daun cemara dan beberapa tanaman winter) ada juga hal-hal yang eksotik di mata orang Timur. Pohon-pohon yang telanjang tak berdaun bagaikan semak-semak laut menggapai-gapai udara. Tua muda yang bermain skaats di permukaan air yang hijau kelabu seperti jalan raya, kemudian digantikan oleh kawanan cagar dan itik liar setelah es mulai berbahaya-bagi manusia. Juga perempuan-perempuan tua, atau anak muda yang lagi pacaran. Mereka demen bertengger di pinggiran air, seraya melempar remah-remah roti pada burung-burung liar itu. Justru karena di luar sangat dingin, suasana di bar-bar dan warung-warung kopi jadi lebih intim sembari menghadapi secangkir kopi (ala Belanda, dengan susu dan gula) plus roti berlapis keju atau pasta yang murah. Atau segelas bir yang juga sangat murah di negeri yang terkenal karena merek-merek Heinekens, Anker dan Skol. Kesan lain yang segera kentara adalah pemeliharaan benda-benda budaya seperti istana, puri-puri, koleksi lukisan. kincir-kincir angin dan rumah-rumah petani kuno. Di tengah arus industrialisasi yang menyeret Belanda menjadi negeri terkemuka di Eropa Barat, gairah seni dan penghargaan pada masa silam memang dihidupi oleh rakyatnya sendiri. Hampir di tiap musium di Deen Haag dan Amsterdam, ada segerombol murid sekolah dengan seorang gurunya yang gondrong asyik bertanyajawab. Di musium lukisan Van Gogh yang paling baru dan modern pula arsitekturnya (sinar matahari yang langka bisa masuk dari mana-mana), pengunjung boleh bereksperimen dengan cat air, cat minyak, pastel, cetak sablon tanpa ongkos ekstra. Mana yang terbagus bisa dipilih memperkaya koleksi. Apakah ini juga memang kampanye buat merangsang lebih banyak uang dari kantong turis?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus