Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum merayakan Imlek, masyarakat Tionghoa biasanya melakukan persiapan khusus. Ada sejumlah ritual dan upacara sebelum merayakan Imlek yang disebut Kimsin. Upacara itu merupakan pembersihan dan penyucian berbagai patung dewa dan dewi di kelenteng.
Di Madiun, aktivitas tersebut mulai dilakukan. Sejumlah patung dan berbagai sudut kelenteng mulai dibersihkan. Herman Tanaka, pengurus sekaligus sesepuh Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD) Hwie Ing Kiong atau Klenteng Madiun mengatakan, prosesi penyucian patung dewa dan dewi ini diadakan satu minggu sebelum perayaan Imlek bukan hanya sekadar membersihkan debu dan kotoran dari patung, tetapi juga memiliki makna mendalam.
"Hal ini dilakukan sebagai persiapan menyambut Tahun Baru Imlek. Semuanya harus bersih, meninggalkan masa lalu, termasuk upaya untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Kami menyongsong tahun baru dengan kesucian," ungkap Herman pada Minggu, 15 Januari 2023.
Proses pembersihan patung dilakukan dengan hati-hati dan menggunakan alat-alat baru seperti kuas dan lap, serta air hangat dan bunga. Peserta ritual juga diwajibkan membersihkan pikiran negatif, bermaksud untuk menjadi individu yang lebih baik. Sebelum menjalani upacara Kimsin, mereka menjalani mandi, keramas, bahkan beberapa di antaranya menjadi vegetarian dan tidak memakan daging.
Dalam upacara tersebut, sebanyak 22 patung dewa dan dewi di TITD Hwie Ing Kiong atau Klenteng Madiun dibersihkan. Proses tersebut berlangsung selama satu hari dan diikuti oleh masyarakat keturunan Tionghoa.
Herman menjelaskan bahwa pemilihan waktu sepekan sebelum Imlek memiliki makna tersendiri. Pada waktu tersebut, dipercayai bahwa roh dewa naik ke surga untuk melaporkan perbuatan manusia selama setahun kepada Raja Langit.
"Karena itu, patung-patungnya kosong. Oleh karena itu, kami membersihkannya dengan harapan bahwa setelah perayaan Imlek, para dewa pulang dalam keadaan suci," ujar Herman. Ia juga berharap agar perayaan Imlek tahun 2023 menjadi lebih baik dari tahun sebelumnya, serta semoga terhindar dari bahaya dan musibah.
Selain Kimsin, ketika Tahun Baru Imlek terdapat beberapa ritual dan tradisi. Sebelum Tahun Baru Imlek tiba, seluruh anggota keluarga bekerja sama membersihkan rumah. Proses pembersihan ini melibatkan setiap detail, sebagai simbol pembersihan dari segala nasib buruk tahun sebelumnya. Penting untuk dicatat bahwa membersihkan rumah tidak boleh dilakukan pada malam tahun baru karena dipercayai dapat menghapus keberuntungan.
Pada malam tahun baru Imlek, keluarga umumnya berkumpul untuk makan malam bersama. Menu wajib termasuk ikan bandeng, pangsit, dan berbagai kue khas Imlek seperti kue niangao dan kue keranjang. Konsumsi ikan dipercayai membawa keberuntungan finansial di awal tahun baru.
Tradisi memberikan angpao, amplop merah berisi uang, umumnya dilakukan oleh anggota keluarga dewasa kepada anak-anak. Di lingkungan perusahaan Tionghoa, atasan juga dapat memberikan angpao kepada karyawan.
Meriahnya perayaan Tahun Baru Imlek tak lepas dari kehadiran petasan. Kembang api digunakan dalam perayaan ini sebagai upaya untuk mengusir roh jahat, sesuai dengan kepercayaan sejarah. Selain itu, acara Tahun Baru Imlek juga dihiasi dengan tarian tradisional dan atraksi barongsai.
Tradisi berdoa di vihara menjadi bagian dari perayaan Tahun Baru Imlek bagi keluarga Tionghoa. Pada hari ketiga Tahun Baru Imlek, mereka datang ke vihara untuk menyalakan dupa dan berdoa kepada para dewa, memohon berkat dan keberuntungan di tahun yang akan datang.
Setelah merayakan Imlek, ada tradisi penting lainnya, yaitu Cheng Beng. Qingming atau dalam dialek Hokkian disebut dengan Cheng Beng adalah sebuah perayaan penting bagi masyarakat Tionghoa. Cheng Beng merupakan ziarah masyarakat Tionghoa ke makam untuk mengenang leluhur mereka.
ANANDA BINTANG | NINIS CHAIRUNNISA
Pilihan Editor: Alasan Selalu Turun Hujan Sambut Tahun Baru Imlek
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini