Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Siapa tak kenal Selandia Baru. Negara kepulauan di barat daya Samudera Pasifik, ini kini sedang ramai dibicarakan karena insiden penembakan di sebuah masjid di salah satu kotanya, Christchurch.
Baca juga: 5 Alasan untuk Menjelajahi Selandia Baru Pada 2019
Negara yang pernah masuk dalam daftar negara paling aman berdasarkan Indeks Perdamaian Global (GPI) pada 2016, ini rupanya kini tercoreng julukannya.
Selandia Baru sendiri, sering jadi tujuan wisata bagi para wisatawan yang memburu wisata unik dan mendebarkan. Sebut saja skydiving, bungy jumping, caving, dan off-road driving, di sinilah tempatnya.
Dikabarkan pada Tahun 2019 akan hadir wahana pemompa adrenalin baru, di Selandia Baru. Yakni "Nevis Catapult". Wahana ini hasil karya A.J. Hackett, perusahaan yang memperkenalkan bungy jumping ke seluruh dunia.
Berlokasi di Nevis Valley dekat Queenstown, para pencinta adrenalin akan “ditembakkan” dan meluncur sejauh 150 meter pada lintasan di atas ngarai sebelum akhirnya jatuh dengan kekuatan 3G dengan kecepatan hampir 100 km/jam dalam 1,5 detik. Bikin, degdegan bukan?
ilustrasi skydiving (pixabay.com)
Hal unik lain yang sempat heboh di Selandia Baru ini adalah Kafe yang bertemakan valentine. Yaitu Kafe bertema Prancis bernama Eiffel en Eden, lokasinya di Auckland. Saat memperingatai Hari Valentine, Februari lalu, mereka memasang papan pengumuman kecil di depan pintu masuk.
Papan tulis itu, yang ditulisi menggunakan kapur berwarna pink dan biru, menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan seorang lelaki untuk seorang perempuan pada saat dan setelah Valentine. “Pada Hari Valentin, buka pintu mobil untuknya,” begitu kalimat pertama berbunyi.
Sedangkan kalimat kedua berbunyi,”Setelah Hari Valentine, bukakan bagasi mobil untuknya. Bagasi mobil atau 'car boot' biasa digunakan untuk meyimpan barang bawaan. Lokasi di bagian belakang mobil ini juga terkadang digunakan kriminal untuk menyembunyikan orang yang diculik.
Warga yang lewat memfoto papan pengumuman itu dan mengunggahnya di sosial media. Sebagian menyebutnya sebagai mempromosikan kekerasan terhadap perempuan. Sebagian netizen menyebut pemilik restoran sebagai orang tuli dan menjijikkan karena memasang pengumuman seperti itu. Lainnya mengatakan lelucon itu sama sekali tidak lucu.
Resto Prancis Eiffel en Eden di Auckland, Selandia Baru. News.com
Foto pengumuman di restoran itu telah menjadi viral dan sebagian netizen menegaskan kekerasan dalam sebuah hubungan bukanlah lelucon.
Kelompok advokasi melawan kekerasan domestik, White Ribbon Selandia Baru, meminta papan pengumuman itu disingkirkan.
“Menolak papan pengumuman ini bukan soal benar secara politik. Ini soal mencoba mengubah perilaku buruk yang menjadi kekerasan,” kata organisasi ini dalam pernyataannya.
Seorang netizen mencuit, dia telah memberitahu pemilik resto agar mengubah isi papan pengumumannya segera tapi ditolak.
Menurut media lokasl Newshub, pemilik restoran berkukuh membela papan pengumuman itu. “Ini soal bagaimana Anda harus selalu membuka pintu bagasi mobil saat berbelanja,” kata pemilik yang enggan disebut namanya itu.
Baca juga: Road Trip di Selandia Baru? Pilih Rute Ini
Menurut pemilik resto di Selandia Baru ini, seorang perempuan bahkan mencoba menghapus kata “boot” dengan mengusapkan tangannya ke papan itu. “Ada yang berpikir keliru soal ini tapi saya tidak bisa menghentikan cara orang berpikir,” kata dia.
BUDI REZA | TULUS WIJANARKO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini