Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi dan aktris Selena Gomez menuai perhatian setelah mengunggah video dirinya menangis sebagai respons atas operasi penegakan imigrasi yang digelar pemerintahan Donald Trump. Operasi tersebut telah menangkap lebih dari 1.000 orang di seluruh Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dilansir dari The New York Times, video yang diunggah ke Instagram Story-nya pada Senin, 27 Januari 2025, penyanyi berdarah Meksiko-Amerika itu terisak sambil berkata, “Semua orang-orangku diserang.” Ia juga berkata, “Aku berharap bisa melakukan sesuatu, tapi aku tidak bisa. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Aku akan mencoba segalanya, aku janji.” Gomez juga menulis “Maafkan aku,” di samping emoji bendera Meksiko di pojok bawah videonya. Tak lama setelah itu, bintang film Emilia Perez itu menghapus video tersebut.
Unggahan Selena Gomez Tuai Kecaman ICE
Video yang diunggah Gomez langsung memicu reaksi dari Tom Homan, mantan Direktur Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai (ICE) yang dijuluki ‘border czar’ atau ‘penguasa perbatasan’ di era Trump. Dalam wawancara di Fox News yang rilis pada Selasa, 28 Januari, Homan mempertanyakan mengapa Gomez tidak menangis untuk korban fentanil—obat opioid sintetis yang mematikan—yang masuk ke AS melalui perbatasan selatan.
"Saya telah bertemu dengan ratusan orang tua yang terpisah dari anak-anak mereka karena mereka menguburkan anak-anak itu, dibunuh oleh imigran ilegal," kata Homan. Ia juga mempertanyakan mengapa pelantun ‘Who Says’ itu tidak menangis untuk anak-anak yang diselundupkan secara ilegal ke AS hanya untuk dibunuh atau diperdagangkan secara seksual.
"Kami akan melakukan tugas ini dan menegakkan hukum negara ini. Jika mereka tidak suka, pergilah ke Kongres dan ubah hukumnya. Kami akan melakukan operasi ini tanpa permintaan maaf," ungkap Homan menegaskan.
Selena Ditantang Deportasi oleh Politisi Partai Republik
Kontroversi ini semakin ramai ketika Sam Parker, politisi Partai Republik dari Utah, menyerukan agar Gomez dideportasi. Pada Selasa, 28 Januari, Parker, yang pernah mencalonkan diri sebagai senator pada 2018, menulis di X, “Deportasi Selena Gomez,” sambil mengunggah ulang video Selena.
Selena lalu merespons di Instagram Story-nya. Dengan unggahan berlatar hitam, ia menulis, "Oh, Tuan Parker, Tuan Parker. Terima kasih untuk tawa dan ancamannya." Adapun unggahan Gomez muncul sehari setelah 956 orang ditangkap dalam operasi imigrasi nasional—yang terbesar sejak Trump menjabat pada 20 Januari 2017.
Menurut laporan BBC, operasi tersebut melibatkan penangkapan 956 orang pada Ahad, 286 orang pada Sabtu, dan 593 orang pada Jumat. Sebelumnya, mantan Presiden Joe Biden juga telah melakukan 1,5 juta deportasi selama empat tahun pertama pemerintahannya.
Operasi imigrasi yang diluncurkan itu melibatkan berbagai lembaga, termasuk ICE dan Departemen Kehakiman, dengan target ancaman keamanan publik dan nasional. Selain Chicago, operasi juga dilaporkan terjadi di California, Texas, Georgia, Colorado, Puerto Rico, dan Kepulauan Virgin AS.
THE NEW YORK POST | FOX NEWS | X | BBC