Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Sleman - Ribuan bambu runcing dipancangkan di kawasan Monumen Yogja Kembali, Kabupaten Sleman, dalam rangka Peringatan Serangan Oemum (SO) 1 Maret 1949.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pemancangan 1500 bambu runcing itu dilakukan tim panjat tebing Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Universitas Pembangunan Nasional (UPN) "Veteran" Yogyakarta pada 21 hingga 28 Februari 2018. Mereka juga dibantu relawan lainnya.
Kegiatan ini berhasil mencatatkan Monumen Jogja Kembali (Monjali) di Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bupati Sleman Sri Purnomo yang bertindak sebagai pemimpin upacara Peringatan SO 1 Maret 1949 di Monunem itu berharap rekor di MURI tersebut dapat menjadikan penyemangat bagi pengelola Monumen Jogja Kembali.Peserta melakukan penghormatan kepada bendera merah putih saat upacara bendera di kawasan Museum Monumen Jogja Kembali, Sleman, DI Yogyakarta, 1 Maret 2018. Upacara ini untuk memperingati peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
"Diharapkan pelayanan di Monumen Jogja Kembali maksimal lagi, sehingga bisa jadi magnet tersendiri. Menjadi destinasi wisata yang makin banyak (pengunjung) datang ke sini," kata dia.
Ketua Panitia Peringatan SO 1 Maret 1949 Nanang Dwinarto mengatakan Monumen Jogja Kembali selain sebagai objek wisata juga mempunyai misi pendidikan. "Monumen Jogja Kembali merupakan tetenger peristiwa penting, kembalinya Pemerintahan Indonesia dari kekuasaan Belanda," kata dia.
Upacara tersebut turut dihadiri Kepala Museum, Pelajar, Mahasiswa, Asrama Papua, Santri Pondok Pesantren, Mapala Yogyakarta, dan Duta Museum. Semua peserta mengenakan janur kuning sebagai penanda dan sebagian lainnya mengenakan pakaian pejuang.
ANTARA
Catatan redaksi: Pada pukul 18.34 hari Kamis, 1 Maret, judul berita ini telah direvisi menjadi seperti di atas. Terima kasih.